Kupang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sabu Raijua, Provinsi Nusa Tenggara Timur menyatakan dua kapal, masing-masing mengangkut semen dan minyak, hingga saat ini masih karam di perairan setempat akibat terseret gelombang laut yang tinggi.
"Kedua kapal ini sebelumnya hendak bersandar untuk melakukan bongkar muat di Pelabuhan Seba namun karena kondisi gelombang yang tinggi sehingga mereka menghindar dan terseret hingga karam," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sabu Raijua Javid Ndu Ufi ketika dihubungi dari Kupang, Rabu (7/4).
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan dampak cuaca ekstrem berupa hujan disertai angin kencang dan gelombang laut tinggi yang melanda wilayah Sabu Raijua terhadap aktivitas transportasi laut di daerah itu.
Ia menjelaskan gelombang tinggi yang terjadi pada Senin (5/4), di sekitar Pelabuhan Seba membuat kedua kapal tersebut tidak bisa bersandar sehingga memilih untuk menghindari tempat itu.
Namun demikian, ketika mengalihkan haluan untuk menghindar, lanjut dia, langsung terseret gelombang hingga karam di selatan Sabu Raijua.
"Kapal kemudian kandas di batu karang sehingga muatan aman dan hingga hari ini masih kandas," katanya.
Namun demikian, lanjut dia, kejadian yang menimpa kapal bermuatan semen berujung nahas karena mengakibatkan seorang dilaporkan meninggal setelah melompat dari kapal.
"Mungkin karena korban mau menyelamatkan diri sehingga melompat dari atas kapal saat kapal terseret gelombang namun meninggal dunia," katanya.
Javid menambahkan saat ini kedua kapal tersebut masih bertahan di lokasi karam sambil menunggu cuaca kondusif di laut.
"Memang kondisi ini berdampak juga karena kapal memuat minyak dan semen yang dibutuhkan masyarakat, tetapi kita hanya bisa menunggu hingga kondisi membaik dan kapal bisa bersandar untuk melakukan bongkar muat," katanya.
Baca juga: Dua warga meninggal akibat bencana hidrometeorologi di Sabu Raijua
Baca juga: BPBD Sabu Raijua terus mendata kerusakan akibat badai Seroja
"Kedua kapal ini sebelumnya hendak bersandar untuk melakukan bongkar muat di Pelabuhan Seba namun karena kondisi gelombang yang tinggi sehingga mereka menghindar dan terseret hingga karam," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sabu Raijua Javid Ndu Ufi ketika dihubungi dari Kupang, Rabu (7/4).
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan dampak cuaca ekstrem berupa hujan disertai angin kencang dan gelombang laut tinggi yang melanda wilayah Sabu Raijua terhadap aktivitas transportasi laut di daerah itu.
Ia menjelaskan gelombang tinggi yang terjadi pada Senin (5/4), di sekitar Pelabuhan Seba membuat kedua kapal tersebut tidak bisa bersandar sehingga memilih untuk menghindari tempat itu.
Namun demikian, ketika mengalihkan haluan untuk menghindar, lanjut dia, langsung terseret gelombang hingga karam di selatan Sabu Raijua.
"Kapal kemudian kandas di batu karang sehingga muatan aman dan hingga hari ini masih kandas," katanya.
Namun demikian, lanjut dia, kejadian yang menimpa kapal bermuatan semen berujung nahas karena mengakibatkan seorang dilaporkan meninggal setelah melompat dari kapal.
"Mungkin karena korban mau menyelamatkan diri sehingga melompat dari atas kapal saat kapal terseret gelombang namun meninggal dunia," katanya.
Javid menambahkan saat ini kedua kapal tersebut masih bertahan di lokasi karam sambil menunggu cuaca kondusif di laut.
"Memang kondisi ini berdampak juga karena kapal memuat minyak dan semen yang dibutuhkan masyarakat, tetapi kita hanya bisa menunggu hingga kondisi membaik dan kapal bisa bersandar untuk melakukan bongkar muat," katanya.
Baca juga: Dua warga meninggal akibat bencana hidrometeorologi di Sabu Raijua
Baca juga: BPBD Sabu Raijua terus mendata kerusakan akibat badai Seroja