Kupang (Antara NTT) - Pemerintah Kota Kupang mulai membangun empat bak penampung air bersih (reservoir) di beberapa titik dalam wilayah ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur ini untuk mengatasi krisis air bersih yang selalu dihadapi warga kota saat musim kemarau tiba.
"Empat reservoir itu sudah mulai dikerjakan sejak September lalu di Kelurahan Penfui, Maulafa, Naioni dan Kelurahan Manulai II," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Kupang Beni Sain di Kupang, Jumat.
Dia menyebutkan, untuk masing-masing reservoir yang dibangun itu telah menunjukan progres kemajuan yang cukup berarti.
Untuk yang dibangun di Kelurahan Maulafa, progresnya sudah mencapai 60 persen, di Kelurahan Penfui sudah mencapai 75 persen, Naioni 50 persen pekerjaan dan di Kelurahan Manulai II berada pada progres 40 persen.
Terkait sumber air yang akan mengisi bak penampung besar itu, Beni mengatakan, untuk di lokasi Kelurahan Penfui dan Maulafa akan memanfaatkan sumber air Bendungan Tilong yang dikeola Blud-Spam, Pemerintah Provinsi NTT.
Sementara untuk di Kelurahan Naioni dan Manulai II akan memanfaatkan sumber air baku yang ada di sekitar dua wilayah itu. "Ada sumber air di lokasi itu yang bisa digunakan sebagai sumber air kehidupan," katanya.
Sekretaris Daerah Kota Kupang Bernadus Benu terpisah mengatakan, persoalan air bersih menjadi salah satu prioritas pembangunan pemerintah untuk lima tahun ke depan.
Terhadap hal itu, Pemerintah Kota Kupang terus berupaya mewujudkan pembangunan bendungan di Kelurahan Kolhua, yang hingga saat ini masih belum bisa terealisasi karena persoalan pembebasan lahan.
Meskipun persoalan pembebeasan lahan sudah diambil alih pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, namun demikian tetap terus diuapayakan oleh Pemerintah Kota Kupang.
Sambil melakukan upaya pendekatan dengan warga di wilayah lokasi pembangunan, Pemerintah Kota Kupang lanjut Bernauds juga menciptakan sejumlah program jangka menengah untuk mengatasi kesulitan air bersih jika kemarau melanda daerah itu.
Salah satunya adalah dengan membangun sejumlah reservoir besar di sejumlah titik lokasi yang dari aspek teknis memiliki peluang dibangun bak penampung itu.
Dengan reservoir itulah nantinya akan dijadikan sebagai terminal penampun supalai air dari sumber air baku Bendungan Tilong untuk akhirnya disalurkan ke seluruh pelanggan di daerah ini.
Secara teknis kelembagaan PDAM Kota Kupang akan melaksanakan penyalurannya melalui sistem jaringan tersier dan sekundernya kepada 7.000 pelanggan yang ada di kota ini.
Selain membangun sejumlah reservoir itu, Pemerintah Kota Kupang bersama DPRD Kota Kupang juga telah menyetujui pembelian 12 tangki air bersih yang dipakai untuk mendistribusikan air secara gratis ke seluruh wilayan keluarahan dengan tingkat krisis air paling tinggi.
Sebanyak 12 unit mobil tangki air itu akan dioperasikan Dinas Pekerjaan Umum bekerja sama dengan PDAM Kota Kupang serta kelurahan yang ada.
"Jadi nantinya jika kemarau melanda, para lurah akan diperintahkan melaporkan titik rawan dan krisis air di wilayahnya untuk disuplai secara gratis oleh PDAM Kota Kupang," katanya.
"Empat reservoir itu sudah mulai dikerjakan sejak September lalu di Kelurahan Penfui, Maulafa, Naioni dan Kelurahan Manulai II," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Kupang Beni Sain di Kupang, Jumat.
Dia menyebutkan, untuk masing-masing reservoir yang dibangun itu telah menunjukan progres kemajuan yang cukup berarti.
Untuk yang dibangun di Kelurahan Maulafa, progresnya sudah mencapai 60 persen, di Kelurahan Penfui sudah mencapai 75 persen, Naioni 50 persen pekerjaan dan di Kelurahan Manulai II berada pada progres 40 persen.
Terkait sumber air yang akan mengisi bak penampung besar itu, Beni mengatakan, untuk di lokasi Kelurahan Penfui dan Maulafa akan memanfaatkan sumber air Bendungan Tilong yang dikeola Blud-Spam, Pemerintah Provinsi NTT.
Sementara untuk di Kelurahan Naioni dan Manulai II akan memanfaatkan sumber air baku yang ada di sekitar dua wilayah itu. "Ada sumber air di lokasi itu yang bisa digunakan sebagai sumber air kehidupan," katanya.
Sekretaris Daerah Kota Kupang Bernadus Benu terpisah mengatakan, persoalan air bersih menjadi salah satu prioritas pembangunan pemerintah untuk lima tahun ke depan.
Terhadap hal itu, Pemerintah Kota Kupang terus berupaya mewujudkan pembangunan bendungan di Kelurahan Kolhua, yang hingga saat ini masih belum bisa terealisasi karena persoalan pembebasan lahan.
Meskipun persoalan pembebeasan lahan sudah diambil alih pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, namun demikian tetap terus diuapayakan oleh Pemerintah Kota Kupang.
Sambil melakukan upaya pendekatan dengan warga di wilayah lokasi pembangunan, Pemerintah Kota Kupang lanjut Bernauds juga menciptakan sejumlah program jangka menengah untuk mengatasi kesulitan air bersih jika kemarau melanda daerah itu.
Salah satunya adalah dengan membangun sejumlah reservoir besar di sejumlah titik lokasi yang dari aspek teknis memiliki peluang dibangun bak penampung itu.
Dengan reservoir itulah nantinya akan dijadikan sebagai terminal penampun supalai air dari sumber air baku Bendungan Tilong untuk akhirnya disalurkan ke seluruh pelanggan di daerah ini.
Secara teknis kelembagaan PDAM Kota Kupang akan melaksanakan penyalurannya melalui sistem jaringan tersier dan sekundernya kepada 7.000 pelanggan yang ada di kota ini.
Selain membangun sejumlah reservoir itu, Pemerintah Kota Kupang bersama DPRD Kota Kupang juga telah menyetujui pembelian 12 tangki air bersih yang dipakai untuk mendistribusikan air secara gratis ke seluruh wilayan keluarahan dengan tingkat krisis air paling tinggi.
Sebanyak 12 unit mobil tangki air itu akan dioperasikan Dinas Pekerjaan Umum bekerja sama dengan PDAM Kota Kupang serta kelurahan yang ada.
"Jadi nantinya jika kemarau melanda, para lurah akan diperintahkan melaporkan titik rawan dan krisis air di wilayahnya untuk disuplai secara gratis oleh PDAM Kota Kupang," katanya.