Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi terkoreksi pascarilis data cadangan devisa Mei 2021.
Pada pukul 10.12 WIB, rupiah melemah 3 poin atau 0,02 persen ke posisi Rp14.256 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.253 per dolar AS.
"Sebagian pelaku pasar merespons negatif data cadangan devisa Mei 2021, yang turun ke level terendah tahun ini. Investor cenderung melepas SUN tenor menengah hingga panjang," tulis Tim Riset NH Korindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Rabu, (9/6).
Data cadangan devisa Mei 202 turun 2,4 miliar dolar AS menjadi 136,4 miliar dolar AS dari bulan sebelumnya 138,8 miliar dolar AS.
Penurunan cadangan devisa kali ini juga menjadi penurunan paling dalam sejak Maret 2020 atau saat COVID-19 dinyatakan sebagai wabah.
Sebagai catatan, cadangan devisa periode Maret 2020 turun hingga 9,5 miliar dolar AS dari bulan sebelumnya. Adapun, penurunan cadangan devisa kali ini akibat pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Sebelumnya, penawaran masuk lelang surat utang negara (SUN) pada Selasa (8/6/2021) kemarin berhasil mencatatkan nilai Rp78,5 triliun, sedikit lebih tinggi dari lelang sebelumnya Rp78,2 triliun.
Permintaan yang kembali tinggi itu mengindikasikan masih tingginya tingkat likuiditas, di tengah tren suku bunga rendah.
Baca juga: Dolar goyah tertekan data pekerjaan AS
Pelaku pasar juga belum mengkhawatirkan wacana tapering bank sentral AS The Fed, yang akan dilakukan tidak dalam waktu dekat. The Fed masih mencermati sejumlah indikator data yang belum meyakinkan.
Pada Selasa (8/6/2021), rupiah ditutup menguat 12 poin atau 0,09 persen ke posisi Rp14.253 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.265 per dolar AS.
Pada pukul 10.12 WIB, rupiah melemah 3 poin atau 0,02 persen ke posisi Rp14.256 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.253 per dolar AS.
"Sebagian pelaku pasar merespons negatif data cadangan devisa Mei 2021, yang turun ke level terendah tahun ini. Investor cenderung melepas SUN tenor menengah hingga panjang," tulis Tim Riset NH Korindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Rabu, (9/6).
Data cadangan devisa Mei 202 turun 2,4 miliar dolar AS menjadi 136,4 miliar dolar AS dari bulan sebelumnya 138,8 miliar dolar AS.
Penurunan cadangan devisa kali ini juga menjadi penurunan paling dalam sejak Maret 2020 atau saat COVID-19 dinyatakan sebagai wabah.
Sebagai catatan, cadangan devisa periode Maret 2020 turun hingga 9,5 miliar dolar AS dari bulan sebelumnya. Adapun, penurunan cadangan devisa kali ini akibat pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Sebelumnya, penawaran masuk lelang surat utang negara (SUN) pada Selasa (8/6/2021) kemarin berhasil mencatatkan nilai Rp78,5 triliun, sedikit lebih tinggi dari lelang sebelumnya Rp78,2 triliun.
Permintaan yang kembali tinggi itu mengindikasikan masih tingginya tingkat likuiditas, di tengah tren suku bunga rendah.
Baca juga: Dolar goyah tertekan data pekerjaan AS
Pelaku pasar juga belum mengkhawatirkan wacana tapering bank sentral AS The Fed, yang akan dilakukan tidak dalam waktu dekat. The Fed masih mencermati sejumlah indikator data yang belum meyakinkan.
Pada Selasa (8/6/2021), rupiah ditutup menguat 12 poin atau 0,09 persen ke posisi Rp14.253 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.265 per dolar AS.