Kupang (ANTARA) - Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Nusa Tenggara Timur menggandeng SMK Negeri 4 Kota Kupang untuk menggelar pelatihan pembuatan alat tenun untuk menenun tenun ikat bagi 22 orang yang mewakili 22 kabupaten/kota se-NTT.
"Pelatihan ini kami hadirkan untuk membekali para peserta dengan keterampilan membuat alat tenun yang bagus dan praktis," kata Ketua Dekranasda NTT Julie Sutrisno Laiskodat saat membuat kegiatan pelatihan di SMKN N Kota Kupang, Senin, (23/8).
Tahap pertama pelatihan ini melibatkan 13 orang peserta, masing-masing dari Kabupaten Kupang, Alor, Malaka, Timor Tengah Utara, Timor Tengah Selatan, Rote Ndao, Sabu Raijua, Lembata, Flores Timur, Sikka, Ende, Manggarai Timur, dan Sumba Barat Daya.
Dalam pelatihan yang berlangsung sekitar lima hari, kata dia para peserta akan menerima materi dan praktik pembuatan alat tenun yang sebelumnya sudah diproduksi pihak SMK Negeri 4 Kota Kupang.
Ia menjelaskan para peserta akan dilatih membuat alat tenun dengan model yang sama seperti yang selama ini digunakan masyarakat namun memiliki aspek inovatif seperti lebih rapih, mudah dibongkar dan dipasang kembali serta diberikan motif tentang budaya lokal.
"Jadi alat tenun ini yang knock down, bisa dibongkar-pasang sehingga gampang dibawa kemana saja dan juga ada hiasan motif sehingga lebih cantik," katanya.
Ia berharap para peserta dapat dibekali dengan keterampilan yang memadai dalam membuat alat tenun yang inovatif dalam pelatihan ini sehingga saat kembali ke daerah masing-masing dapat memulai kegiatan produksinya.
Ia menambahkan tenun ikat merupakan karya intelektual yang hebat yang dimiliki masyarakat NTT sehingga harus terus dijaga agar tidak punah karena saat ini generasi mudah yang menggeluti kegiatan menenun semakin berkurang.
Baca juga: Dekranasda NTT luncurkan aplikasi e-commerce dukung produk UMKM
Baca juga: NTT diminta tingkatkan inovasi produk kerajinan tangan
"Oleh karena itu pelatihan ini juga merupakan bagian dari langkah strategis untuk menjaga budaya menenun tetap hidup masyarakat NTT," kata Julie Sutrisno Laiskodat
Sementara itu Gabriel, salah satu peserta pelatihan dari Kabupaten Lembata mengaku bersykur mendapat kesempatan mengikuti pelatihan membuat alat tenun tersebut.
"Ini kesempatan saya untuk mendapatkan ilmu baru untuk membuat alat tenun," katanya.
Peserta pelatihan pembuatan alat tenun berpose bersama Ketua Ketua Dekranasda NTT Julie Sutrisno Laiskodat (kedelapan kanan) usai pembuakaan kegiatan pelatihan yang dipusatkan di SMK Negeri 4 Kota Kupang, Senin (23/8/2021). (FOTO ANTARA/Aloysius Lewokeda)
"Pelatihan ini kami hadirkan untuk membekali para peserta dengan keterampilan membuat alat tenun yang bagus dan praktis," kata Ketua Dekranasda NTT Julie Sutrisno Laiskodat saat membuat kegiatan pelatihan di SMKN N Kota Kupang, Senin, (23/8).
Tahap pertama pelatihan ini melibatkan 13 orang peserta, masing-masing dari Kabupaten Kupang, Alor, Malaka, Timor Tengah Utara, Timor Tengah Selatan, Rote Ndao, Sabu Raijua, Lembata, Flores Timur, Sikka, Ende, Manggarai Timur, dan Sumba Barat Daya.
Dalam pelatihan yang berlangsung sekitar lima hari, kata dia para peserta akan menerima materi dan praktik pembuatan alat tenun yang sebelumnya sudah diproduksi pihak SMK Negeri 4 Kota Kupang.
Ia menjelaskan para peserta akan dilatih membuat alat tenun dengan model yang sama seperti yang selama ini digunakan masyarakat namun memiliki aspek inovatif seperti lebih rapih, mudah dibongkar dan dipasang kembali serta diberikan motif tentang budaya lokal.
"Jadi alat tenun ini yang knock down, bisa dibongkar-pasang sehingga gampang dibawa kemana saja dan juga ada hiasan motif sehingga lebih cantik," katanya.
Ia berharap para peserta dapat dibekali dengan keterampilan yang memadai dalam membuat alat tenun yang inovatif dalam pelatihan ini sehingga saat kembali ke daerah masing-masing dapat memulai kegiatan produksinya.
Ia menambahkan tenun ikat merupakan karya intelektual yang hebat yang dimiliki masyarakat NTT sehingga harus terus dijaga agar tidak punah karena saat ini generasi mudah yang menggeluti kegiatan menenun semakin berkurang.
Baca juga: Dekranasda NTT luncurkan aplikasi e-commerce dukung produk UMKM
Baca juga: NTT diminta tingkatkan inovasi produk kerajinan tangan
"Oleh karena itu pelatihan ini juga merupakan bagian dari langkah strategis untuk menjaga budaya menenun tetap hidup masyarakat NTT," kata Julie Sutrisno Laiskodat
Sementara itu Gabriel, salah satu peserta pelatihan dari Kabupaten Lembata mengaku bersykur mendapat kesempatan mengikuti pelatihan membuat alat tenun tersebut.
"Ini kesempatan saya untuk mendapatkan ilmu baru untuk membuat alat tenun," katanya.