Merajut Cinta Budaya pada Tenun Sumba Barat Daya

id tenun sumba,sumba barat daya,sbd,dekranasda sbd

Merajut Cinta Budaya pada Tenun Sumba Barat Daya

Ketua Dekranasda SBD Margaretha Tatik Mete (ANTARA/HO-Maria Andriani)

Dekranasda SBD selama ini telah melakukan pembinaan terhadap para seniman tenun antara lain dengan memberikan pelatihan untuk pelestarian dan peningkatan produksi serta peluang  bisnis, guna meningkatkan kapasitas para penenun...
Kupang (ANTARA) - Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) kabuaten Sumba Barat Daya (SBD), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memamerkan seni kriya tenun daerah tersebut di Alun Alun Indonesia, Grand Indonesia, Jakarta pada 12-15 Oktober 2023.

Puluhan koleksi tenun ikat dan tenun khas lambaleko hasil karya para seniman khususnya para Perempuan dari  tiga suku besar di Sumba Barat Daya yaitu suku Kodi, Loura dan Wewewa dipamerkan untuk memperkenalkannya secara lebih luas di tingkat nasional.

Selain itu juga untuk mendorong dan meningkatkan peran pelaku Usaha Menengah dan Kecil (UKM) yang menjadi binaan Dekranasda Sumba Barat Daya (SBD).

Tenun merupakan salah satu budaya Masyarakat di sejumlah wilayah di Indonesia termasuk di Provinsi NTT. Seni kriya tenun lekat dalam kehidupan sehari-hari karena kain tenun bukan sekedar dibuat untuk kepentingan berbusana, melainkan memiliki makna yang lebih penting dalam ritual adat dan kehidupan sehari hari, kata ketua Dekranasda SBD, Margaretha Tatik Mete.

Tema pameran “Merajut cinta budaya melalui tenun Sumba. Pada lembar lembar tenun, kurajut hidupku.”

Pameran menampilkan sejumlah kain tenun dalam bentuk lembaran, sarung, selendang, busana modern, aneka aksesories, sepatu dan tas serta produk lainnya, dibuka oleh ketua Dekranasda SBD, Margareta Tatik Kodi Mete pada 12 Oktober sore, dilanjutkan dengan gelar acara menampilkan narasumber budayawan Taufik Razhen yang akan membawakan materi berjudul "Dimensi Waktu Dalam Tenun Sumba: Dimensi Waktu, Sejarah, Tubuh dan Konteks,".

Kegiatan menarik dalam pameran antara lain berupa peragaan busana, persembahan tari dan nyanyian lagu-lagu daerah Sumba Barat Daya dan lagu daerah NTT yang dibawakan oleh para seniman SBD, penjualan produk tenun, kopi robusta Sumba dan seni kriya khas daerah tersebut.

Gelar wicara yang memeriahkan pameran selama empat hari tersebut juga menghadirkan tiga narasumber lain yaitu Maria Gabriela Isabella, seorang desainer busana tenun NTT dari Capa de Flores yang akan menyampaikan materi berjudul “Mewujudkan ekonomi Lestari dalam budaya dan fashion” pada Sabtu, 14 Oktober 2023.

Pada tanggal 15 Oktober seorang etnographer, Evi Aryani Arbay akan membawakan materi gelar wicara berjudul “Tangible and Intangible of Sumba” dengan penanggap Diah Kusumawardhani Wijayanti dari Belantara Budaya Indonesia (BBI) dilanjutkan penampilan tari dan lagu Sumba oleh para seniman SBD didukung para penari dari BBI.

Baca juga: Sumba Barat Daya luncurkan layanan media digital Lakawa Pande

Menurut rencana pameran akan ditutup oleh wakil Ketua Dekranasda SBD, Octavina Samani Taka pada Minggu petang.


Baca juga: Kemenkumham NTT dorong pemda SBD percepat pendaftaran IG tenun ikat

"Dekranasda SBD selama ini telah melakukan pembinaan terhadap para seniman tenun antara lain dengan memberikan pelatihan untuk pelestarian dan peningkatan produksi serta peluang  bisnis, guna meningkatkan kapasitas para penenun dan upaya memperkenalkan seni tenun SBD sebagai bagian dari wastra  Nusantara,” kata Koordinator pameran Anggriani Lele Biri Irwanto.