Kupang (AntaraNews NTT) - Pemerintah Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur membutuhkan 168 unit jembatan yang melintasi di atas 100 anak sungai sebagai salah satu alternatif untuk membuka isolasi wilayah Amfoang yang berbatasan dengan Oecusse, Timor Leste itu.
"Persoalan infrastruktur jalan menjadi salah satu kendala utama dalam mempercepat pembangunan kawasan Amfoang, karena topografi wilayah itu sangat berat akibat ketersediaan infrastruktur jalan maupun jembatan yang sangat terbatas sehingga daerah itu masih terisolasi," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kupang, Joni Nomseo ketika dihubungi di Kupang, Selasa.
Joni mengatakan hal itu terkait upaya Pemerintah Kabupaten Kupang dalam mempercepat pembangunan di wilayah Amfoang yang selalu terisolasi selama empat bulan ketika daerah itu dilanda cuaca esktrem.
Ia mengatakan berdasarkan pendataan Pemerintah Kabupaten Kupang dibutuhkan 168 unit jembatan yang harus dibangun menuju Amfoang.
Menurut dia, pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan menuju Amfoang juga menghadapi tantangan alam yang sangat berat karena banyak sungai dengan lebar antara 100 hingga 200 meter.
"Membangun jembatan dengan jumlah yang begitu banyak tentu membutuhkan biaya besar. Dana APBD Kabupaten Kupang tidak mampu membiayai pembangunan jembatan sebanyak itu," tegas Joni.
Joni yang juga menjabat sebagai PLT Sekda Kabupaten Kupang itu mengatakan pemerintah terus berupaya mengatasi keterisolsiasn wilayah Amfoang dengan membangun infrastruktur jalan secara bertahap sesuai kemampuan keuangan daerah.
"Butuh puluhan tahun lagi wilayah itu bisa dilintasi jalan beraspal jika melalui jalur utara Kabupaten Kupang dengan jarak tempuh sekitar 150 km," tegas Joni.
Salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Kupang dengan merintis pembangunan jalan poros tengah sepanjang 139 km melintasi enam kecamatan di wilayah Amfoang.
"Kami sudah merintis pembangunan jalan poros tengah sejak tahun 2016. Bahkan pemerintah pusat sudah membantu membiayai pembangunan jalan hot mix sepanjang 32 km karena jalan itu masuk dalam jalan strategis nasional. Kita harapkan jalan poros tengah menjadi alternatif dalam mengatasi keterisolasian wilayah Amfoang," ujar Joni.
"Persoalan infrastruktur jalan menjadi salah satu kendala utama dalam mempercepat pembangunan kawasan Amfoang, karena topografi wilayah itu sangat berat akibat ketersediaan infrastruktur jalan maupun jembatan yang sangat terbatas sehingga daerah itu masih terisolasi," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kupang, Joni Nomseo ketika dihubungi di Kupang, Selasa.
Joni mengatakan hal itu terkait upaya Pemerintah Kabupaten Kupang dalam mempercepat pembangunan di wilayah Amfoang yang selalu terisolasi selama empat bulan ketika daerah itu dilanda cuaca esktrem.
Ia mengatakan berdasarkan pendataan Pemerintah Kabupaten Kupang dibutuhkan 168 unit jembatan yang harus dibangun menuju Amfoang.
Menurut dia, pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan menuju Amfoang juga menghadapi tantangan alam yang sangat berat karena banyak sungai dengan lebar antara 100 hingga 200 meter.
"Membangun jembatan dengan jumlah yang begitu banyak tentu membutuhkan biaya besar. Dana APBD Kabupaten Kupang tidak mampu membiayai pembangunan jembatan sebanyak itu," tegas Joni.
Joni yang juga menjabat sebagai PLT Sekda Kabupaten Kupang itu mengatakan pemerintah terus berupaya mengatasi keterisolsiasn wilayah Amfoang dengan membangun infrastruktur jalan secara bertahap sesuai kemampuan keuangan daerah.
"Butuh puluhan tahun lagi wilayah itu bisa dilintasi jalan beraspal jika melalui jalur utara Kabupaten Kupang dengan jarak tempuh sekitar 150 km," tegas Joni.
Salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Kupang dengan merintis pembangunan jalan poros tengah sepanjang 139 km melintasi enam kecamatan di wilayah Amfoang.
"Kami sudah merintis pembangunan jalan poros tengah sejak tahun 2016. Bahkan pemerintah pusat sudah membantu membiayai pembangunan jalan hot mix sepanjang 32 km karena jalan itu masuk dalam jalan strategis nasional. Kita harapkan jalan poros tengah menjadi alternatif dalam mengatasi keterisolasian wilayah Amfoang," ujar Joni.