Kupang (ANTARA) - Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Nusa Tenggara Timur siap membantu warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Kupang mulai dari budi daya tanaman kelor (moringa oleifera) hingga pengolahannya menjadi obat-obatan berkhasiat.

"Saya akan bantu berikan dua unit mesin pengering daun kelor untuk Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kupang,” kata Ketua Dekranasda NTT Julie Laiskodat di Kupang, Selasa, (7/9).

Hal ini disampaikannya saat memenuhi undangan dari Kanwil Kemenkuham NTT untuk membahas rencana menjadikan Lapas Klas IIA Kupang sebagai lokasi percontohan pembudidayaan kebun kelor.

Ia mengaku merasa terhormat karena warga binaan di lapas di Kupang akan menjadi binaan Dekranasda NTT dalam pembudidayaan kelor.

Julie yang juga anggota DPR RI dari Dapil NTT I tersebut mengapresiasi terobosan yang dilakukan oleh Kemenkumham NTT yang ingin membudidayakan tanaman kelor di seluruh Lapas di NTT itu, karena sesuai dengan program dari pemerintah Provinsi NTT yang ingin menjadikan NTT sebagai daerah penghasil kelor terbesar.

Julie berharap  bantuan ini dapat membawa perubahan pada warga binaan di Lapas Kelas IIA Kupang setelah menyelesaikan masa binaan.

Dalam kesempatan tersebut juga ia mengatakan warga binaan yang istrinya memiliki keterampilan khusus bisa mendatangi Dekranasda NTT untuk dilatih agar bisa menghasilkan sesuatu selama suaminya ditahan.

"Bapak-bapak warga binaan yang punya istri bisa datang ke Dekranasda NTT untuk kemudian dibina, agar bisa menghasilkan sesuatu selama bapak-bapak berada di tahanan, ini tentu kalau sudah terampil mereka bisa membuat sesuatu dan menjual sesuatu untuk meningkatkan kehidupan ekonomi," katanya.

Sementara itu peneliti sekaligus owner PT Moringa Organik Indonesia (MOI),Dudi Kusnadi mengatakan bahwa dirinya akan membantu pembudidayaan yang baik dan benar.

"Daun Kelor ini sangat bermanfaat bagi kesehatan, kemudian jika dikonsumsi dengan benar akan mampu menjaga kesehatan kita," ujar dia.

Ia mengatakan mengonsumsi satu mangkok daun kelor, sama dengan mengonsumsi tujuh mangkok wortel, tujuh gelas susu, dan tujuh butir telur, karena, kelor memiliki kandungan gizi yang tinggi.

Ia berharap pembudidayaan yang dilakukan oleh Kemenkuham NTT ini bisa membantu warga binaan selama berada di lapas bahkan saat sudah berada di luar bisa menjadi bekal untuk membudidayakan.

Baca juga: Kemendikbudristek bantu 1.000 pelaku wirausaha tenun di NTT
Baca juga: Dekranasda NTT terus beli produk tenun ikat warga selama pendemi

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024