Jakarta (ANTARA) - Pemerintah akan fokus membangun infrastruktur gas di Indonesia bagian timur mengingat besarnya potensi gas di wilayah tersebut yang bisa dimanfaatkan untuk menunjang ketahanan energi nasional.
"Ke depan, infrastruktur Indonesia timur sangat diperhatikan terutama untuk pemanfaatan gas sebagai pengganti diesel," kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariaji dalam webinar yang dipantau di Jakarta, Rabu, (8/9).
Tutuka mengungkapkan bahwa beberapa daerah yang masih memanfaatkan listrik berbasis mesin diesel akan diubah menjadi listrik ramah lingkungan dengan bantuan gas alam cair (LNG).
Terdapat sekitar 53 proyek infrastruktur gas di Indonesia timur mulai dari pembangunan mini regas, pembangunan pipa transmisi, pembangunan unit penyimpanan, hingga pembangunan kilang.
Kementerian ESDM mencatat potensi cadangan gas nasional mencapai 62,4 triliun kaki kubik (TCF) dengan cadangan terbukti 43,6 TCF yang dapat diproduksikan selama 20 tahun ke depan.
Dari total potensi gas tersebut, sebanyak 85 persen berada di Indonesia timur, sehingga pembangunan infrastruktur menjadi kunci utama.
Pemerintah telah menyusun skema penyaluran gas yang memungkinkan dari wilayah timur Indonesia kepada konsumen yang berada di wilayah barat.
Skema pertama adalah mengubahnya menjadi LNG agar bisa dibawa kapal. Namun, skema itu tentunya membutuhkan biaya tambahan yang berpotensi meningkatkan harga produksi.
Skema kedua adalah membangun infrastruktur pipa transmisi distribusi yang menghubungkan produsen ke konsumen. Namun, pembangunan pipa transmisi tersebut membutuhkan investasi besar dan kepastian konsumen.
Baca juga: Kementerian ESDM teliti pemanfaatan arus laut dalam Selat Pantar
"Kami melakukan skema logistik distribusi di Indonesia bagian timur dan juga transportasi yang tepat," ungkap Tutuka.
Selain membangun infrastruktur di wilayah timur, pemerintah juga akan memperpanjang sistem transmisi gas Pulau Jawa dan Pulau Sumatera melalui pembangunan pipa ruas Cirebon-Semarang (Cisem) dan Dumai-Sei Mangkei.
Baca juga: MoU Kementerian ESDM-Keuskupan Ruteng selesaian masalah sosial panas bumi Wae Sano
Melalui perpanjangan pipa transmisi di kedua pulau tersebut diharapkan bisa membantu pertumbuhan industri guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
"Ke depan, infrastruktur Indonesia timur sangat diperhatikan terutama untuk pemanfaatan gas sebagai pengganti diesel," kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariaji dalam webinar yang dipantau di Jakarta, Rabu, (8/9).
Tutuka mengungkapkan bahwa beberapa daerah yang masih memanfaatkan listrik berbasis mesin diesel akan diubah menjadi listrik ramah lingkungan dengan bantuan gas alam cair (LNG).
Terdapat sekitar 53 proyek infrastruktur gas di Indonesia timur mulai dari pembangunan mini regas, pembangunan pipa transmisi, pembangunan unit penyimpanan, hingga pembangunan kilang.
Kementerian ESDM mencatat potensi cadangan gas nasional mencapai 62,4 triliun kaki kubik (TCF) dengan cadangan terbukti 43,6 TCF yang dapat diproduksikan selama 20 tahun ke depan.
Dari total potensi gas tersebut, sebanyak 85 persen berada di Indonesia timur, sehingga pembangunan infrastruktur menjadi kunci utama.
Pemerintah telah menyusun skema penyaluran gas yang memungkinkan dari wilayah timur Indonesia kepada konsumen yang berada di wilayah barat.
Skema pertama adalah mengubahnya menjadi LNG agar bisa dibawa kapal. Namun, skema itu tentunya membutuhkan biaya tambahan yang berpotensi meningkatkan harga produksi.
Skema kedua adalah membangun infrastruktur pipa transmisi distribusi yang menghubungkan produsen ke konsumen. Namun, pembangunan pipa transmisi tersebut membutuhkan investasi besar dan kepastian konsumen.
Baca juga: Kementerian ESDM teliti pemanfaatan arus laut dalam Selat Pantar
"Kami melakukan skema logistik distribusi di Indonesia bagian timur dan juga transportasi yang tepat," ungkap Tutuka.
Selain membangun infrastruktur di wilayah timur, pemerintah juga akan memperpanjang sistem transmisi gas Pulau Jawa dan Pulau Sumatera melalui pembangunan pipa ruas Cirebon-Semarang (Cisem) dan Dumai-Sei Mangkei.
Baca juga: MoU Kementerian ESDM-Keuskupan Ruteng selesaian masalah sosial panas bumi Wae Sano
Melalui perpanjangan pipa transmisi di kedua pulau tersebut diharapkan bisa membantu pertumbuhan industri guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.