Labuan Bajo (ANTARA) - Kementerian Pertanian melalui Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende perdana memfasilitasi sertifikasi ekspor produk tumbuhan berupa bubuk daun kelor (moringa powder) yang akan dieskpor ke Hongkong dan Singapura dari Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Sebelum terbit phytosanitary sertificate, Karantina Pertanian Ende melalui kantor Wilayah Kerja Labuan Bajo sudah melakukan tindakan karantina, yaitu pemeriksaan fisik maupun administrasi. Hal ini untuk memastikan keberterimaan komoditas pertanian di negara tujuan,” kata Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende Kostan Manalu dalam keterangan yang diterima di Labuan Bajo, Rabu, (29/9).
Komoditas pertanian tersebut pertama kalinya diekspor oleh CV Surga Timur Indonesia ke Hongkong dan Singapura dari Bandara Komodo, Labuan Bajo pada Minggu. Jumlah volume bubuk daun kelor yang diekspor sebanyak 24 kilogram dengan nilai sebesar Rp24 juta.
Kostan menambahkan, pihaknya terus melakukan pendampingan kepada CV Surga Timur Indonesia sebelum mengekspor bubuk daun kelor. Bentuk pendampingan yang diberikan yakni memastikan persyaratan dan informasi negara tujuan.
Selain melakukan sertifikasi, Karantina Pertanian Ende terus berkomitmen mendukung program Kementerian Pertanian melalui Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks).
Kostan optimistis dapat meningkatkan ekspor komoditas pertanian karena Pulau Flores dan Lembata memiliki potensi komoditas ekspor dari sektor perkebunan.
Dia juga menyebut peluang pasar sangat terbuka luas. Berbagai informasi dapat diketahui dari aplikasi Indonesian Map of Agricultural Commodities Exports (i-Mace).
"Kami berharap ekspor ini tidak hanya dari tanaman kelor saja, tetapi geliat komoditas pertanian lainnya yang mulai bertumbuh. Hal ini termasuk munculnya ekspor dari komoditas lain seperti kopi, kakao, biji mede, sarang burung walet, porang, dan lainnya," ucap dia.
Baca juga: Bea Cukai Labuan Bajo ekspor perdana Moringa melalui Bandara Komodo
Baca juga: Presiden sebut masih banyak komoditas ekspor yang bisa dikembangkan
"Sebelum terbit phytosanitary sertificate, Karantina Pertanian Ende melalui kantor Wilayah Kerja Labuan Bajo sudah melakukan tindakan karantina, yaitu pemeriksaan fisik maupun administrasi. Hal ini untuk memastikan keberterimaan komoditas pertanian di negara tujuan,” kata Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende Kostan Manalu dalam keterangan yang diterima di Labuan Bajo, Rabu, (29/9).
Komoditas pertanian tersebut pertama kalinya diekspor oleh CV Surga Timur Indonesia ke Hongkong dan Singapura dari Bandara Komodo, Labuan Bajo pada Minggu. Jumlah volume bubuk daun kelor yang diekspor sebanyak 24 kilogram dengan nilai sebesar Rp24 juta.
Kostan menambahkan, pihaknya terus melakukan pendampingan kepada CV Surga Timur Indonesia sebelum mengekspor bubuk daun kelor. Bentuk pendampingan yang diberikan yakni memastikan persyaratan dan informasi negara tujuan.
Selain melakukan sertifikasi, Karantina Pertanian Ende terus berkomitmen mendukung program Kementerian Pertanian melalui Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks).
Kostan optimistis dapat meningkatkan ekspor komoditas pertanian karena Pulau Flores dan Lembata memiliki potensi komoditas ekspor dari sektor perkebunan.
Dia juga menyebut peluang pasar sangat terbuka luas. Berbagai informasi dapat diketahui dari aplikasi Indonesian Map of Agricultural Commodities Exports (i-Mace).
"Kami berharap ekspor ini tidak hanya dari tanaman kelor saja, tetapi geliat komoditas pertanian lainnya yang mulai bertumbuh. Hal ini termasuk munculnya ekspor dari komoditas lain seperti kopi, kakao, biji mede, sarang burung walet, porang, dan lainnya," ucap dia.
Baca juga: Bea Cukai Labuan Bajo ekspor perdana Moringa melalui Bandara Komodo
Baca juga: Presiden sebut masih banyak komoditas ekspor yang bisa dikembangkan