Kupang (ANTARA) - Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Timur membina sebanyak 59 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) setempat untuk mengembangkan kapasitas dalam menjalankan usaha maupun produktivitas.
"Pengembangan kapasitas para pelaku UMKM ini kami lakukan melalui kelas daring Program Bank Indonesia-Young Entepreneur School (BI-YES)," kata Kepala Perwakilan BI NTT I Nyoman Ariawan Atmaja di Kupang, Jumat, (8/10).
Ia menjelaskan pelaku UMKM yang dibina sebanyak 59 orang terdiri atas 42 peserta kelas basic dan 17 peserta kelas advance.
Mereka mendapat pendidikan dan pelatihan secara berkala dalam kelas daring yang dilakukan setiap minggu untuk menjadi pelaku UMKM berwawasan global dan digital.
Pembinaan in dilaksanakan bekerja sama dengan berbagai instansi di daerah seperti pemerintah, Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Majelis Ulama Indonesia (MUI), perbankan, dan akademisi.
"Kelas pengembangan kapasitas ini berlangsung selama tiga bulan dan telah terpilih ada 10 kelompok terbaik," katanya.
Ariawan menjelaskan pembinaan UMKM ini merupakan langkah penting karena UMKM memegang peran sangat penting dalam perekonomian NTT.
Ia menjelaskan hampir 99 persen kelompok usaha yang ada di NTT termasuk dalam sektor UMKM. Secara serapan tenaga kerja, kata dia UMKM menyerap 97 persen tenaga kerja yang ada.
"Hal ini mendorong kami menginisiasi program kelas pelatihan wirausaha melalui Program BI-YES," katanya.
Ariawan berharap program ini mampu mendorong meningkatnya jumlah para pelaku usaha di NTT yang apabila dihubungkan dengan akses keuangan yang tepat akan mampu menghasilkan sebuah multiplier efek yang besar bagi perekonomian.
Baca juga: BI NTT dorong percepatan belanja daerah
Baca juga: BI sebut pertumbuhan QRIS NTT capai 40.100 pengguna
"Pengembangan kapasitas para pelaku UMKM ini kami lakukan melalui kelas daring Program Bank Indonesia-Young Entepreneur School (BI-YES)," kata Kepala Perwakilan BI NTT I Nyoman Ariawan Atmaja di Kupang, Jumat, (8/10).
Ia menjelaskan pelaku UMKM yang dibina sebanyak 59 orang terdiri atas 42 peserta kelas basic dan 17 peserta kelas advance.
Mereka mendapat pendidikan dan pelatihan secara berkala dalam kelas daring yang dilakukan setiap minggu untuk menjadi pelaku UMKM berwawasan global dan digital.
Pembinaan in dilaksanakan bekerja sama dengan berbagai instansi di daerah seperti pemerintah, Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Majelis Ulama Indonesia (MUI), perbankan, dan akademisi.
"Kelas pengembangan kapasitas ini berlangsung selama tiga bulan dan telah terpilih ada 10 kelompok terbaik," katanya.
Ariawan menjelaskan pembinaan UMKM ini merupakan langkah penting karena UMKM memegang peran sangat penting dalam perekonomian NTT.
Ia menjelaskan hampir 99 persen kelompok usaha yang ada di NTT termasuk dalam sektor UMKM. Secara serapan tenaga kerja, kata dia UMKM menyerap 97 persen tenaga kerja yang ada.
"Hal ini mendorong kami menginisiasi program kelas pelatihan wirausaha melalui Program BI-YES," katanya.
Ariawan berharap program ini mampu mendorong meningkatnya jumlah para pelaku usaha di NTT yang apabila dihubungkan dengan akses keuangan yang tepat akan mampu menghasilkan sebuah multiplier efek yang besar bagi perekonomian.
Baca juga: BI NTT dorong percepatan belanja daerah
Baca juga: BI sebut pertumbuhan QRIS NTT capai 40.100 pengguna