Chicago (ANTARA) - Emas jatuh pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), menghapus sebagian keuntungan sesi sebelumnya terseret penguatan dolar AS dan ekuitas menjelang pertemuan Federal Reserve AS yang sangat ditunggu-tunggu, yang dapat memberikan garis waktu tentang kenaikan suku bunga di tengah meningkatnya tekanan inflasi.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, merosot 6,4 dolar AS atau 0,36 persen, menjadi ditutup pada 1.789,40 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Senin (1/11/2021), emas berjangka menguat 11,9 dolar AS atau 0,67 persen menjadi 1.795,80 dolar AS.
Emas berjangka anjlok 18,7 dolar AS atau 1,04 persen menjadi 1.783,90 dolar AS pada Jumat (29/10/2021), setelah terkerek 3,8 dolar AS atau 0,21 persen menjadi 1.802,60 dolar AS pada Kamis (28/10/2021), dan menguat 5,4 dolar AS atau 0,3 persen menjadi 1.798,80 dolar AS pada Rabu (27/10/2021).
Penguatan berkelanjutan dalam ekuitas menjelang pernyataan Fed pada Rabu waktu setempat terus membebani aset safe-haven emas, kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals. Namun kekhawatiran baru-baru ini atas inflasi telah membatasi penurunan emas dan membantu minat beli, tambah Wyckoff.
Sementara emas digunakan sebagai lindung nilai terhadap inflasi, pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
The Fed diperkirakan akan menyetujui rencana untuk mengurangi program pembelian obligasi pada Rabu, (3/11). ketika menyimpulkan pertemuan kebijakan dua harinya.
"Saya perkirakan The Fed akan mengumumkan dimulainya tapering tetapi saya tidak melihat mereka memberikan waktu spesifik seputar kenaikan suku bunga," kata Carsten Fritsch, analis komoditas di Commerzbank.
"Itu dapat menyebabkan beberapa kekecewaan karena pelaku pasar mengharapkan sesuatu yang lebih spesifik yang dapat mendorong emas menuju 1.800 dolar AS per ounce atau bahkan lebih dari itu."
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya menguat, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Pasar juga akan mengawasi pertemuan kebijakan bank sentral Inggris (BoE) pada Kamis (4/11/2021).
"Minggu depan bisa bergejolak untuk harga emas ... logam kuning kemungkinan akan dipengaruhi oleh pergerakan dolar, imbal hasil obligasi pemerintah, ekspektasi inflasi dan sentimen risiko global," Lukman Otunuga, analis riset senior di FXTM, mengatakan dalam sebuah catatan.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 56,6 sen atau 2,35 persen, menjadi ditutup pada 23,507 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 28 dolar AS atau 2,62 persen, menjadi ditutup pada 1.039,30 dolar AS per ounce.
Baca juga: Emas terdongkrak 11,9 dolar
Baca juga: Emas tergelincir, daya tariknya tertekan dolar AS
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, merosot 6,4 dolar AS atau 0,36 persen, menjadi ditutup pada 1.789,40 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Senin (1/11/2021), emas berjangka menguat 11,9 dolar AS atau 0,67 persen menjadi 1.795,80 dolar AS.
Emas berjangka anjlok 18,7 dolar AS atau 1,04 persen menjadi 1.783,90 dolar AS pada Jumat (29/10/2021), setelah terkerek 3,8 dolar AS atau 0,21 persen menjadi 1.802,60 dolar AS pada Kamis (28/10/2021), dan menguat 5,4 dolar AS atau 0,3 persen menjadi 1.798,80 dolar AS pada Rabu (27/10/2021).
Penguatan berkelanjutan dalam ekuitas menjelang pernyataan Fed pada Rabu waktu setempat terus membebani aset safe-haven emas, kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals. Namun kekhawatiran baru-baru ini atas inflasi telah membatasi penurunan emas dan membantu minat beli, tambah Wyckoff.
Sementara emas digunakan sebagai lindung nilai terhadap inflasi, pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
The Fed diperkirakan akan menyetujui rencana untuk mengurangi program pembelian obligasi pada Rabu, (3/11). ketika menyimpulkan pertemuan kebijakan dua harinya.
"Saya perkirakan The Fed akan mengumumkan dimulainya tapering tetapi saya tidak melihat mereka memberikan waktu spesifik seputar kenaikan suku bunga," kata Carsten Fritsch, analis komoditas di Commerzbank.
"Itu dapat menyebabkan beberapa kekecewaan karena pelaku pasar mengharapkan sesuatu yang lebih spesifik yang dapat mendorong emas menuju 1.800 dolar AS per ounce atau bahkan lebih dari itu."
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya menguat, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Pasar juga akan mengawasi pertemuan kebijakan bank sentral Inggris (BoE) pada Kamis (4/11/2021).
"Minggu depan bisa bergejolak untuk harga emas ... logam kuning kemungkinan akan dipengaruhi oleh pergerakan dolar, imbal hasil obligasi pemerintah, ekspektasi inflasi dan sentimen risiko global," Lukman Otunuga, analis riset senior di FXTM, mengatakan dalam sebuah catatan.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 56,6 sen atau 2,35 persen, menjadi ditutup pada 23,507 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 28 dolar AS atau 2,62 persen, menjadi ditutup pada 1.039,30 dolar AS per ounce.
Baca juga: Emas terdongkrak 11,9 dolar
Baca juga: Emas tergelincir, daya tariknya tertekan dolar AS