Kupang (ANTARA) - Tiga kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur menjadi daerah percontohan penerapan program peningkatan pelayanan transportasi rujukan kesehatan dengan memanfaatkan alat mekanis multiguna angkutan pedesaan (AMMDES) guna menurunkan angka kematian ibu dan anak.
"Kami mengapresiasi terhadap upaya USAID yang mengagas adanya program AMMDES dalam mengatasi kasus kematian ibu hamil untuk tiga kabupaten di NTT," kata Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dalam sambutannya yang dibacakan staf khusus Gubernur NTT Bidang Kesehatan dr. Stefanus Bria Seran di Kupang, Rabu, (3/11).
Tiga kabupaten yang menjadi percontohan program layanan AMMDES di NTT yaitu Kabupaten Sumba Barat Daya di Pulau Sumba, Kabupaten Ende di Pulau Flores dan Kabupaten Timor Tengah Selatan di Pulau Timor.
Ia mengatakan, layanan transportasi kesehatan masih sangat terbatas di NTT, sehingga menjadi kendala dalam melakukan evakuasi pasien ibu-ibu hamil yang membutuhkan pertolongan darurat.
Kondisi yang terbatas itu kata Viktor Bungtilu Laiskodat menjadi salah satu penyebab masih tingginya kasus kematian ibu hamil terutama pada daerah-daerah pedalaman seperti terjadi di tiga kabupaten itu.
Ia berharap kasus kematian ibu hamil di daerah itu bisa ditekan dengan adanya fasilitas AMMDES bantuan USAID.
"Manfaatkan bantuan yang ada itu untuk penanganan kesehatan ibu hamil sehingga pelayanan kesehatan terhadap masyarakat menjadi lebih memadai," tegasnya.
Pemerintah NTT kata dia mengharapkan cerita sukses dari tiga kabupaten itu dalam mengendalikan kasus kematian ibu hamil setelah adanya bantuan layanan AMMDES
Sementara itu Direktur USAID untuk Indonesia, Ryan Washburn mengatakan salah satu pertimbangan USAID melakukan program AMMDES di NTT karena kasus kematian ibu hamil masih tinggi.
Ia mengatakan kondisi geografis Provinsi NTT menjadi salah satu kendala dalam pelayanan kesehatan khususnya dalam penanganan ibu hamil.
"Banyak desa di NTT yang berada di lokasi yang sulit dijangkau sarana transportasi yang kondisi jalan yang sulit sehingga tidak semua kendaraan ambulans bisa masuk ke daerah pedalaman," tegasnya.
Kondisi transportasi yang belum memadai itu sehingga menjadi kendala dalam percepatan pelayanan kesehatan bagi ibu-ibu hamil yang membutuhkan pelayanan medis.
Staf khusus Gubernur NTT, Bidang Kesehatan dr. Stefanus Bria Seran (kelima dari kiri) bersama Direktur USAID untuk Indonesia, Ryan Washburn kelima dari kanan) saat pencanangan program AMMDES untuk tiga kabupaten di NTT, Rabu. ANTARA FOTO/ Benny Jahang
"Sehingga kasus-kasus kematian ibu-ibu hamil di NTT sangat tinggi karena akses pelayanan transportasi kesehatan masih terbatas"tegasnya.
Ia mengatakan melalui bantuan alat transportasi multi guna pedesaan itu dianggap mempercepat pelayanan kesehatan bagi ibu hamil yang membutuhkan pelayanan medis, karena kendaraan yang digunakan didesain khusus dan mampu masuk ke daerah-daerah yang sulit dijangkau transportasi umum lainnya.
"Melalui bantuan sarana transportasi ini bisa menekan kasus kematian ibu-ibu hamil di NTT terutama di tiga kabupaten yang kasus kematian ibu hamil masih tinggi," tegas Ryan Washburn dalam kegiatan peluncuran program AMMDES di NTT yang dilaksanakan bertepatan dengan HUT ke-60 USAID.
Baca juga: Faktor-faktor risiko preeklamsia pada ibu hamil
Baca juga: Kematian ibu menjadi fokus utama hari Keselamatan Pasien Sedunia
"Kami mengapresiasi terhadap upaya USAID yang mengagas adanya program AMMDES dalam mengatasi kasus kematian ibu hamil untuk tiga kabupaten di NTT," kata Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dalam sambutannya yang dibacakan staf khusus Gubernur NTT Bidang Kesehatan dr. Stefanus Bria Seran di Kupang, Rabu, (3/11).
Tiga kabupaten yang menjadi percontohan program layanan AMMDES di NTT yaitu Kabupaten Sumba Barat Daya di Pulau Sumba, Kabupaten Ende di Pulau Flores dan Kabupaten Timor Tengah Selatan di Pulau Timor.
Ia mengatakan, layanan transportasi kesehatan masih sangat terbatas di NTT, sehingga menjadi kendala dalam melakukan evakuasi pasien ibu-ibu hamil yang membutuhkan pertolongan darurat.
Kondisi yang terbatas itu kata Viktor Bungtilu Laiskodat menjadi salah satu penyebab masih tingginya kasus kematian ibu hamil terutama pada daerah-daerah pedalaman seperti terjadi di tiga kabupaten itu.
Ia berharap kasus kematian ibu hamil di daerah itu bisa ditekan dengan adanya fasilitas AMMDES bantuan USAID.
"Manfaatkan bantuan yang ada itu untuk penanganan kesehatan ibu hamil sehingga pelayanan kesehatan terhadap masyarakat menjadi lebih memadai," tegasnya.
Pemerintah NTT kata dia mengharapkan cerita sukses dari tiga kabupaten itu dalam mengendalikan kasus kematian ibu hamil setelah adanya bantuan layanan AMMDES
Sementara itu Direktur USAID untuk Indonesia, Ryan Washburn mengatakan salah satu pertimbangan USAID melakukan program AMMDES di NTT karena kasus kematian ibu hamil masih tinggi.
Ia mengatakan kondisi geografis Provinsi NTT menjadi salah satu kendala dalam pelayanan kesehatan khususnya dalam penanganan ibu hamil.
"Banyak desa di NTT yang berada di lokasi yang sulit dijangkau sarana transportasi yang kondisi jalan yang sulit sehingga tidak semua kendaraan ambulans bisa masuk ke daerah pedalaman," tegasnya.
Kondisi transportasi yang belum memadai itu sehingga menjadi kendala dalam percepatan pelayanan kesehatan bagi ibu-ibu hamil yang membutuhkan pelayanan medis.
Ia mengatakan melalui bantuan alat transportasi multi guna pedesaan itu dianggap mempercepat pelayanan kesehatan bagi ibu hamil yang membutuhkan pelayanan medis, karena kendaraan yang digunakan didesain khusus dan mampu masuk ke daerah-daerah yang sulit dijangkau transportasi umum lainnya.
"Melalui bantuan sarana transportasi ini bisa menekan kasus kematian ibu-ibu hamil di NTT terutama di tiga kabupaten yang kasus kematian ibu hamil masih tinggi," tegas Ryan Washburn dalam kegiatan peluncuran program AMMDES di NTT yang dilaksanakan bertepatan dengan HUT ke-60 USAID.
Baca juga: Faktor-faktor risiko preeklamsia pada ibu hamil
Baca juga: Kematian ibu menjadi fokus utama hari Keselamatan Pasien Sedunia