Kupang (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatat penggunaan sistem pembayaran melalui aplikasi digital Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di NTT hingga Desember 2021 bertumbuh mencapai sebanyak 89.377 merchant.

"Penggunaan QRIS di NTT tumbuh cukup signifikan mencapai 138 persen dari target merchant QRIS," kata Kepala Perwakilan BI NTT I Nyoman Ariawan Atmaja dalam acara Peluncuran Program Pasar SIAP QRIS di Kupang, Kamis.

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan perkembangan penggunaan sistem pembayaran non tunai berbasis aplikasi digital QRIS di NTT.

Ariawan menjelaskan dari jumlah pengguna QRIS yang tercatat sudah mencapai sebanyak 89.377 merchant ini didominasi usaha mikro sebesar 75 persen, diikuti usaha kecil 18,5 persen, usaha menengah 3,89 persen, dan usaha besar 2,6 persen.

Baca juga: BI luncurkan Program Pasar SIAP QRIS
Baca juga: BI targetkan perluas QRIS untuk retribusi semua pasar Kota Kupang

Ia mengatakan penggunaan instrumen non tunai melalui QRIS di NTT terus bertumbuh, tidak hanya di kalangan pertokoan, hotel, dan restoran besar namun mulai marak di sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Menurut dia, kondisi sejalan dengan semakin tingginya tuntutan dan kebutuhan terhadap pelayanan transaksi tanpa kontak fisik yang lebih cepat, mudah, dan aman.

Ariawan mengatakan pihaknya akan terus mendorong pertumbuhan penggunaan QRIS di NTT hingga dapat dimanfaatkan semua lapisan masyarakat di provinsi berbasiskan kepulauan itu.

Ia menyebutkan salah satu langkah yang dilakukan dengan meluncurkan Program Pengalaman Bertransaksi dengan QRIS Natal dan Tahun Baru. Program ini berupa promosi berbelanja dengan menggunakan QRIS selama 16 Desember 2021 hingga 1 Januari 2022.

"Upaya ini untuk mendorong agar semakin banyak pengguna QRIS di NTT untuk menikmati keunggulan dalam bertransaksi secara cepat, mudah, dan aman," katanya.


 

Pewarta : Aloysius Lewokeda
Editor : Kornelis Aloysius Ileama Kaha
Copyright © ANTARA 2024