Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) lakukan pengembangan data besar (big data) pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) di wilayah Flores, Alor, Lembata, dan Bima (Floratama).
"Kami akan lakukan pengembangan big data parekraf tahun depan di masing-masing direktorat," kata Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina di Labuan Bajo, Senin (20/12).
BPOLBF sendiri memiliki tiga direktorat, yakni Direktorat Destinasi, Industri dan Kelembagaan, dan Pemasaran. Setiap direktorat akan melakukan pendataan sesuai dengan tugas yang telah diberikan selama ini.
Baca juga: BPOLBF resmi miliki kantor baru
Adapun data-data tersebut, ungkap Shana, dibutuhkan untuk membuat kebijakan guna mendukung distribusi manajemen pengunjung. Nantinya wisawatan bisa diarahkan ke lokasi wisata baru, atau pengurangan promosi untuk lokasi wisata yang sudah penuh jumlah kunjungannya.
Khusus bagi desa wisata, BPOLBF akan membuat matriks dukungan bagi desa wisata yang diberikan oleh berbagai pihak. Desa-desa tersebut akan dipetakan berdasarkan kategori yakni desa rintisan, desa berkembang, desa maju, dan desa mandiri.
Baca juga: BPOLBF sebut digitalisasi buka peluang pelaku usaha di tengah pandemi
Adanya pemetaan tersebut akan memberikan gambaran terkait dana yang diberikan oleh berbagai pihak.
Dengan demikian, dana yang diberikan untuk mendukung desa baik dari kementerian, lembaga, atau berbagai pihak tidak melulu ada hanya pada satu desa saja.
"Dan kita bisa memantau itu dengan big data tersebut," ujar Shana.
"Kami akan lakukan pengembangan big data parekraf tahun depan di masing-masing direktorat," kata Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina di Labuan Bajo, Senin (20/12).
BPOLBF sendiri memiliki tiga direktorat, yakni Direktorat Destinasi, Industri dan Kelembagaan, dan Pemasaran. Setiap direktorat akan melakukan pendataan sesuai dengan tugas yang telah diberikan selama ini.
Baca juga: BPOLBF resmi miliki kantor baru
Adapun data-data tersebut, ungkap Shana, dibutuhkan untuk membuat kebijakan guna mendukung distribusi manajemen pengunjung. Nantinya wisawatan bisa diarahkan ke lokasi wisata baru, atau pengurangan promosi untuk lokasi wisata yang sudah penuh jumlah kunjungannya.
Khusus bagi desa wisata, BPOLBF akan membuat matriks dukungan bagi desa wisata yang diberikan oleh berbagai pihak. Desa-desa tersebut akan dipetakan berdasarkan kategori yakni desa rintisan, desa berkembang, desa maju, dan desa mandiri.
Baca juga: BPOLBF sebut digitalisasi buka peluang pelaku usaha di tengah pandemi
Adanya pemetaan tersebut akan memberikan gambaran terkait dana yang diberikan oleh berbagai pihak.
Dengan demikian, dana yang diberikan untuk mendukung desa baik dari kementerian, lembaga, atau berbagai pihak tidak melulu ada hanya pada satu desa saja.
"Dan kita bisa memantau itu dengan big data tersebut," ujar Shana.