Kupang (ANTARA) - Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Agung Sudiono Abadi mengatakan potensi angin kencang berkecepatan 20-25 knot melanda wilayah Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur hingga akhir 2021.
"Potensi angin kencang terjadi akibat sirkulasi siklonik di bagian utara Australia yang menguatkan tarikan massa udara di Flores," katanya ketika dihubungi di Kupang, Selasa.
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan fenomena angin kencang yang dirasakan masyarakat di wilayah Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.
Agung menjelaskan saat ini massa udara dari belahan bumi utara menuju belahan bumi selatan di mana terdapat sirkulasi siklonik di bagian utara Australia.
Baca juga: BMKG catat 663 gempa susulan setelah gempa di Laut Flores
Baca juga: Lima selter gempa bumi dibangun di Manggarai Barat
Sirkulasi siklonik ini yang menguatkan tarikan massa udara di Flores sehingga mengalami angin yang cukup kencang hingga 25 knot atau 46 km/jam.
"Potensi angin kencang ini berlangsung sampai akhir tahun 2021," katanya menegaskan.
Agung mengimbau masyarakat di wilayah Pulau Flores agar meningkatkan kewaspadaan dini terhadap dampak bencana akibat cuaca ekstrem ini.
Potensi angin kencang, kata dia dapat mengakibatkan tumbangnya pohon-pohon maupun robohnya papan reklame atau baliho yang dapat mengancam keselamatan warga di sekitarnya.
Selain itu, angin kencang yang terjadi bersamaan dengan hujan deras dapat mengakibatkan banjir dan tanah longsor.
"Karena itu masyarakat harus tetap waspada agar dampak bencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi dapat diminimalisir dan tidak menimbulkan korban jiwa," katanya.
"Potensi angin kencang terjadi akibat sirkulasi siklonik di bagian utara Australia yang menguatkan tarikan massa udara di Flores," katanya ketika dihubungi di Kupang, Selasa.
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan fenomena angin kencang yang dirasakan masyarakat di wilayah Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.
Agung menjelaskan saat ini massa udara dari belahan bumi utara menuju belahan bumi selatan di mana terdapat sirkulasi siklonik di bagian utara Australia.
Baca juga: BMKG catat 663 gempa susulan setelah gempa di Laut Flores
Baca juga: Lima selter gempa bumi dibangun di Manggarai Barat
Sirkulasi siklonik ini yang menguatkan tarikan massa udara di Flores sehingga mengalami angin yang cukup kencang hingga 25 knot atau 46 km/jam.
"Potensi angin kencang ini berlangsung sampai akhir tahun 2021," katanya menegaskan.
Agung mengimbau masyarakat di wilayah Pulau Flores agar meningkatkan kewaspadaan dini terhadap dampak bencana akibat cuaca ekstrem ini.
Potensi angin kencang, kata dia dapat mengakibatkan tumbangnya pohon-pohon maupun robohnya papan reklame atau baliho yang dapat mengancam keselamatan warga di sekitarnya.
Selain itu, angin kencang yang terjadi bersamaan dengan hujan deras dapat mengakibatkan banjir dan tanah longsor.
"Karena itu masyarakat harus tetap waspada agar dampak bencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi dapat diminimalisir dan tidak menimbulkan korban jiwa," katanya.