Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Komodo Manggarai Barat mengimbau masyarakat Labuan Bajo, Manggarai Barat agar tidak panik dengan prakiraan BMKG terkait siklon tropis yang akan terjadi dalam 48-72 jam ke depan.
"Masyarakat harus tetap tenang dan tidak perlu panik. Siklon tropis ini dampaknya tidak sama seperti siklon tropis Seroja karena posisinya jauh dari wilayah NTT," kata Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Manggarai Barat Sti Nenotek, di Labuan Bajo, Selasa (22/12).
BMKG telah mengeluarkan Analisis Suspect Area pada 21 Desember 2021 yang diindikasi akan muncul di Laut Arafura. Berdasarkan model NWP dalam 24 jam ke depan akan mulai terpantau adanya sirkulasi siklonik di lapisan bawah hingga menengah dengan pola yang cukup melebar. Potensi menjadi siklon tropis dalam 48-72 jam ke depan cukup tinggi, namun kemungkinan berada di luar AoR TCWC Jakarta.
Baca juga: BMKG : potensi angin kencang melanda Flores NTT hingga akhir 2021
Baca juga: Lima selter gempa bumi dibangun di Manggarai Barat
BMKG pun memberi peringatan dini terkait dampak hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi yang perlu diwaspadai dalam beberapa hari ke depan terutama wilayah NTB, Maluku bagian selatan, dan NTT.
Atas analisis tersebut, Sti menjelaskan bahwa posisi terbentuknya siklon tropis berjarak sekitar ratusan kilometer dari Pulau Timor. Siklon tropis tersebut berbeda dengan siklon tropis Seroja, sehingga masyarakat tidak perlu panik dengan dampak yang akan terjadi.
Sti menyebut potensi hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi tetap ada, tapi tidak seperti dampak akibat Seroja.
Dia juga meminta masyarakat untuk mendapatkan informasi cuaca resmi dari pemerintah yang dapat dipertanggungjawabkan.
"Jangan mencari informasi dari aplikasi cuaca atau sosial media yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," kata Sti pula.
"Masyarakat harus tetap tenang dan tidak perlu panik. Siklon tropis ini dampaknya tidak sama seperti siklon tropis Seroja karena posisinya jauh dari wilayah NTT," kata Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Manggarai Barat Sti Nenotek, di Labuan Bajo, Selasa (22/12).
BMKG telah mengeluarkan Analisis Suspect Area pada 21 Desember 2021 yang diindikasi akan muncul di Laut Arafura. Berdasarkan model NWP dalam 24 jam ke depan akan mulai terpantau adanya sirkulasi siklonik di lapisan bawah hingga menengah dengan pola yang cukup melebar. Potensi menjadi siklon tropis dalam 48-72 jam ke depan cukup tinggi, namun kemungkinan berada di luar AoR TCWC Jakarta.
Baca juga: BMKG : potensi angin kencang melanda Flores NTT hingga akhir 2021
Baca juga: Lima selter gempa bumi dibangun di Manggarai Barat
BMKG pun memberi peringatan dini terkait dampak hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi yang perlu diwaspadai dalam beberapa hari ke depan terutama wilayah NTB, Maluku bagian selatan, dan NTT.
Atas analisis tersebut, Sti menjelaskan bahwa posisi terbentuknya siklon tropis berjarak sekitar ratusan kilometer dari Pulau Timor. Siklon tropis tersebut berbeda dengan siklon tropis Seroja, sehingga masyarakat tidak perlu panik dengan dampak yang akan terjadi.
Sti menyebut potensi hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi tetap ada, tapi tidak seperti dampak akibat Seroja.
Dia juga meminta masyarakat untuk mendapatkan informasi cuaca resmi dari pemerintah yang dapat dipertanggungjawabkan.
"Jangan mencari informasi dari aplikasi cuaca atau sosial media yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," kata Sti pula.