Kupang (ANTARA) - Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Kupang memperluas penelusuran kontak erat dengan pasien yang dicurigai terpapar COVID-19 untuk mencegah penyebaran varian baru omicron.

"Salah satu upaya khusus yang kami lakukan untuk mencegah penyebaran COVID-19, khususnya varian baru, adalah perluas penelusuran menjadi 15 orang," kata Wakil Wali Kota Kupang Hermanus Man di Kupang, Jumat (4/2).

Hal ini disampaikannya berkaitan dengan upaya dari Pemerintah Kota Kupang dalam mencegah masuknya varian baru COVID-19 omicron yang kini suada ada di beberapa kota besar di Indonesia.

Menurut dia, dengan memperluas penelusuran kontak erat pasien COVID-19 akan mempercepat juga pencegahan penyebaran COVID-19, khususnya varian yang terbaru itu.

Sampai saat ini, ujar dia, kasus COVID-19, khususnya varian omicron, tidak ada di Kota Kupang, namun berbagai antisipasi perlu dilakukan sehingga tidak kelabakan saat varian baru itu masuk ke Kota Kupang.

"Berbagai cara akan kami lakukan untuk mencegah masuknya varian baru ini dan kami sangat mengantisipasi hal ini," ujar dia.

Baca juga: Pekerja PLTU I Panaf Timor yang terpapar COVID-19 tersisa 14 orang
Baca juga: Vaksinasi COVID-19 di Kabupaten Kupang tembus 71 persen

Terkait kesiapan, seperti obat-obatan dan juga oksigen, Hermanus Man menilai bahwa stoknya masih sangat memadai dan bisa membantu jika terjadi lonjakan pasien COVID-19 di kota itu.

Hal ini, menurut dia, karena selama ini kasus COVID-19 di Kota Kupang terbilang sangat landai, sehingga tak banyak pasien yang dirawat di RS dan karenanya stok obat yang ada cukup memadai.

"Sementara terkait oksigen tidak perlu dikhawatirkan karena saat ini di beberapa rumah sakit justru ada mesin khusus untuk menciptakan oksigen yang digunakan bagi pasien terpapar COVID-19," ujar dia.

Namun Hermanus Man menilai bahwa untuk mencegah penyebaran COVID-19 di Kota Kupang sendiri, hal utama yang dilakukan yang paling penting adalah percepatan vaksinasi COVID-19.

Hingga kini capaian vaksinasi di Kota Kupang sudah mencapai 97 persen dan akan terus dipercepat untuk vaksinasi itu, khususnya untuk dosis kedua.

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Kornelis Aloysius Ileama Kaha
Copyright © ANTARA 2024