Chicago (ANTARA) - Harga emas berjangka menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena kekhawatiran atas lonjakan inflasi AS dan meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina mengangkat permintaan untuk logam safe-haven.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, naik 4,7 dolar AS atau 0,26 persen, menjadi ditutup pada 1.842,10 dolar AS per ounce.

Emas berjangka memperpanjang kenaikannya untuk sesi keenam berturut-turut, kenaikan beruntun terpanjang sejak November dan melonjak sekitar 3,0 persen untuk minggu ini.

Sehari sebelumnya, Kamis (10/2/2022), emas berjangka terdongkrak 80 sen atau kurang dari 0,1 persen menjadi 1.837,40 dolar AS, setelah bertambah 8,70 dolar AS atau 0,5 persen menjadi 1.836,60 dolar AS pada Rabu (9/2/2022), dan naik 6,10 dolar AS atau 0,3 persen menjadi 1.827,90 dolar AS pada Selasa (8/2/2022).

Serangan Rusia di Ukraina dapat dimulai kapan saja sekarang dan kemungkinan akan dimulai dengan serangan udara, kata penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan pada Jumat (11/2/2022).

"Emas melihat beberapa arus masuk safe-haven karena kami mendapat risiko geopolitik di luar sana dan kekhawatiran tentang dampak suku bunga yang lebih tinggi terhadap pertumbuhan global," kata Chris Gaffney, presiden pasar dunia di TIAA Bank.

Meningkatnya inflasi telah membuat emas menjadi lindung nilai jika bank sentral tidak dapat menahan inflasi, menurut analis pasar.

Presiden Federal Reserve Bank St Louis, James Bullard pada Kamis (10/2/2022) mengatakan bahwa dia menginginkan persentase poin penuh kenaikan suku bunga selama tiga pertemuan kebijakan berikutnya, juga mendukung emas.

Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang melonjak dan sering digunakan sebagai penyimpan nilai yang aman selama masa ketidakpastian politik dan keuangan.

Ketegangan Ukraina yang meningkat mempercepat aksi jual di Wall Street. Ekuitas AS telah menurun di sesi sebelumnya setelah data menunjukkan kenaikan tahunan terbesar dalam harga konsumen dalam 40 tahun, meningkatkan tekanan pada Fed untuk secara agresif menaikkan suku bunga.

Dana Fed berjangka memperkirakan kemungkinan kenaikan 50 basis poin pada pertemuan kebijakan bulan depan.

"Emas mulai mendapatkan alurnya kembali, beberapa investor mencari perlindungan terhadap siklus pengetatan Fed yang terlalu agresif yang dapat mengancam pertumbuhan," kata Edward Moya, analis pasar senior di broker OANDA.

Baca juga: Emas naik didorong meningkatnya kekhawatiran inflasi

"Emas bisa reli di atas level 1.900 dolar AS jika pergerakan pasukan (Rusia) terjadi."

Baca juga: Emas naik 8,7 dolar dipicu imbal hasil

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 15,3 sen atau 0,65 persen, menjadi ditutup pada 23,369 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun 23,8 dolar AS atau 2,28 persen, menjadi ditutup pada 1.018,7 dolar AS per ounce.

Pewarta : Apep Suhendar
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024