Kupang (ANTARA) - Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita menyatakan bahwa program Bulog Peduli Gizi merupakan wujud nyata perum Bulog di tengah masyarakat dalam mendukung penurunan angka prevalensi Balita Bawah Garis Merah (BGM) atau stunting di Nusa Tenggara Timur.
“Bulog Peduli Gizi merupakan wujud nyata Perum BULOG di tengah masyarakat dalam mendukung penurunan prevalensi Balita BGM yang merupakan generasi emas penerus bangsa melalui penyediaan bahan pangan sehat, seimbang serta terjaminnya keamanan bagi balita, salah satunya melalui beras Fortivit," katanya saat menghadiri proses penyaluran beras fortivit secara daring di kota So'e Kabupaten Timor Tengah Selatan atau TTS, Jumat, (11/2).
Dalam kesempatan tersebut bantuan beras fortivit yang diberikan sebanyak 11.460 kg untuk 191 jiwa khusus untuk desa Kesetnana, Kecamatan Molo Selatan.
Pemberian bantuan itu bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang pada Desember 2021 juga sempat dilakukan di Kabupaten Kupang.
Febby mengatakan bahwa terobosan fortifikasi produk pangan seperti pada garam, tepung terigu, minyak dan beras yang telah dikembangkan saat ini sangat bermanfaat guna meningkatkan kualitas nutrisi di makanan, contoh nyatanya seperti yang telah dilakukan Bulog pada beras Fortivit.
Iapun mengatakan bahwa TTS merupakan kabupaten dengan kasus stunting atau kekerdilan tertinggi kedua di Indonesia, oleh karena itu baru satu desa yang mendapatkan program beras fortivit itu maka pihaknya akan berusaha mengandeng perusahaan swasta untuk bisa membantu masyarakat di kabupaten TTS dari masalah stunting.
"Kita akan cari cara mungkin dengan mengandeng perusahaan swasta agar bisa membantu mendistribusikan beras bervitamin itu kepada masyarakat di kabupaten TTS," tambah dia.
Sementara itu kepala BKKBN pusat Hasto Wardoyo yang juga mengikuti secara virtual menyampaikan bahwa pemerintah menargetkan penurunan prevalensi stunting 14 persen di tahun 2024 dan target pembangunan berkelanjutan tahun 2030 berdasarkan capaian tahun 2024 dan pihaknya sangat berharap dukungan penuh dari para pihak guna mewujudkan Indonesia Bebas Stunting.
“Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Perum Bulog atas bantuan yang diberikan dimana sebelumnya Perum BULOG juga telah memberikan bantuan serupa di Kabupaten Kendal dan Kabupaten Bandung Barat," kata Hasto.
Selanjutnya Bupati Timor Tengah Selatan Egusem Piter yang hadir di lokasi acara dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas kepedulian Bulog dan BKKBN terhadap warga TTS.
“Semoga dengan bantuan mulia dari Bulog yang bekerja sama dengan BKKBN ini harapannya angka prevalensi stunting di Timor Tengah Selatan dapat ditekan hingga menjadi 0 persen," kata Egusem Piter.
Semoga acara ini dapat dijadikan daya ungkit bagi sinergitas dan konvergensi antara Perum BULOG, BKKBN dan Pemerintah Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan dan dapat diadaptasi pula di daerah lainnya dalam rangka membangun bangsa mewujudkan Indonesia Sejahtera dan Bebas Stunting.
Baca juga: Bulog NTT salurkan beras fortivit cegah stunting di TTS
Baca juga: Bulog sudah menjual minyak goreng Rp14 ribu per liter
“Bulog Peduli Gizi merupakan wujud nyata Perum BULOG di tengah masyarakat dalam mendukung penurunan prevalensi Balita BGM yang merupakan generasi emas penerus bangsa melalui penyediaan bahan pangan sehat, seimbang serta terjaminnya keamanan bagi balita, salah satunya melalui beras Fortivit," katanya saat menghadiri proses penyaluran beras fortivit secara daring di kota So'e Kabupaten Timor Tengah Selatan atau TTS, Jumat, (11/2).
Dalam kesempatan tersebut bantuan beras fortivit yang diberikan sebanyak 11.460 kg untuk 191 jiwa khusus untuk desa Kesetnana, Kecamatan Molo Selatan.
Pemberian bantuan itu bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang pada Desember 2021 juga sempat dilakukan di Kabupaten Kupang.
Febby mengatakan bahwa terobosan fortifikasi produk pangan seperti pada garam, tepung terigu, minyak dan beras yang telah dikembangkan saat ini sangat bermanfaat guna meningkatkan kualitas nutrisi di makanan, contoh nyatanya seperti yang telah dilakukan Bulog pada beras Fortivit.
Iapun mengatakan bahwa TTS merupakan kabupaten dengan kasus stunting atau kekerdilan tertinggi kedua di Indonesia, oleh karena itu baru satu desa yang mendapatkan program beras fortivit itu maka pihaknya akan berusaha mengandeng perusahaan swasta untuk bisa membantu masyarakat di kabupaten TTS dari masalah stunting.
"Kita akan cari cara mungkin dengan mengandeng perusahaan swasta agar bisa membantu mendistribusikan beras bervitamin itu kepada masyarakat di kabupaten TTS," tambah dia.
Sementara itu kepala BKKBN pusat Hasto Wardoyo yang juga mengikuti secara virtual menyampaikan bahwa pemerintah menargetkan penurunan prevalensi stunting 14 persen di tahun 2024 dan target pembangunan berkelanjutan tahun 2030 berdasarkan capaian tahun 2024 dan pihaknya sangat berharap dukungan penuh dari para pihak guna mewujudkan Indonesia Bebas Stunting.
“Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Perum Bulog atas bantuan yang diberikan dimana sebelumnya Perum BULOG juga telah memberikan bantuan serupa di Kabupaten Kendal dan Kabupaten Bandung Barat," kata Hasto.
Selanjutnya Bupati Timor Tengah Selatan Egusem Piter yang hadir di lokasi acara dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas kepedulian Bulog dan BKKBN terhadap warga TTS.
“Semoga dengan bantuan mulia dari Bulog yang bekerja sama dengan BKKBN ini harapannya angka prevalensi stunting di Timor Tengah Selatan dapat ditekan hingga menjadi 0 persen," kata Egusem Piter.
Semoga acara ini dapat dijadikan daya ungkit bagi sinergitas dan konvergensi antara Perum BULOG, BKKBN dan Pemerintah Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan dan dapat diadaptasi pula di daerah lainnya dalam rangka membangun bangsa mewujudkan Indonesia Sejahtera dan Bebas Stunting.
Baca juga: Bulog NTT salurkan beras fortivit cegah stunting di TTS
Baca juga: Bulog sudah menjual minyak goreng Rp14 ribu per liter