Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Barat. Nusa Tenggara Timur, mendorong pelaku UMKM untuk mengembangkan produk turunan kerajinan tangan (kriya).
"Saat ini pasar membutuhkan produk turunan kriya seperti aksesori tali masker, tas, anting, dan lainnya. Kebanyakan UMKM itu masih kirim bahan mentah ke Jawa," kata Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Manggarai Barat Theresia Asmon di Labuan Bajo, Rabu, (23/3).
Dari hasil survei yang dilakukan oleh dinas, UMKM masih mengirim bahan mentah seperti kain tenun ke Jawa, lalu menerima kembali dalam bentuk aksesori. Padahal, seharusnya UMKM lokal bisa melakukan pengolahan produk turunan tenun itu sendiri. Meskipun ada beberapa UMKM yang sudah mencoba hal tersebut, Theresia menilai kualitas produk belum terlalu bagus.
Menyikapi hal itu, dinas teknis melakukan advokasi ke Kementerian Koperasi dan UKM RI untuk mendukung pelatihan dan pendampingan bagi pelaku UMKM.
Pelatihan yang diberikan tidak sebatas bagi penenun untuk peningkatan kualitas produk dan warna kain, tapi juga kualitas dari produk turunan berupa aksesori.
Dinas juga membuka jaringan ke penjahit lokal yang biasanya hanya menerima jahitan fesyen pakaian untuk mulai merambah produk turunan kriya.
Dengan pelatihan serta pendampingan itu, dia berharap UMKM di Manggarai Barat bisa memproduksi turunan kriya dengan harga yang murah dan terjangkau.
Selain mendorong pengembangan produk dari UMKM, Pemkab Manggarai Barat melalui Dinas Koperasi, UMKM, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Manggarai Barat juga tengah melakukan identifikasi pengklasifikasian UMKM agar pola intervensi yang diberikan bisa tepat sasaran.
Dia juga mengaku pemasaran tidak lagi menjadi permasalahan UMKM karena ada digitalisasi.
Namun, dinas tetap membantu proses pemasaran secara daring melalui Sentra UMKM yang tengah disiapkan dalam waktu dekat. Sentra UMKM itu akan menjadi tempat bagi UMKM memamerkan produknya sekaligus menjual dengan harga UMKM tersebut.
Baca juga: 251 produk UMKM di Manggarai Barat sudah miliki izin P-IRT
Baca juga: 14 UMKM dari NTT ikut pameran di arena Mandalika
Berdasarkan data Dinas Koperasi, UMKM, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Manggarai Barat per Desember 2021, jumlah UMKM yang tersebar di Manggarai Barat sebanyak 7.662 UMKM dengan 60 persen UMKM bergerak di sektor pertanian, 23 persen pada sektor perdagangan, dan 14 persen pada sektor industri olahan (kriya kuliner).
"Saat ini pasar membutuhkan produk turunan kriya seperti aksesori tali masker, tas, anting, dan lainnya. Kebanyakan UMKM itu masih kirim bahan mentah ke Jawa," kata Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Manggarai Barat Theresia Asmon di Labuan Bajo, Rabu, (23/3).
Dari hasil survei yang dilakukan oleh dinas, UMKM masih mengirim bahan mentah seperti kain tenun ke Jawa, lalu menerima kembali dalam bentuk aksesori. Padahal, seharusnya UMKM lokal bisa melakukan pengolahan produk turunan tenun itu sendiri. Meskipun ada beberapa UMKM yang sudah mencoba hal tersebut, Theresia menilai kualitas produk belum terlalu bagus.
Menyikapi hal itu, dinas teknis melakukan advokasi ke Kementerian Koperasi dan UKM RI untuk mendukung pelatihan dan pendampingan bagi pelaku UMKM.
Pelatihan yang diberikan tidak sebatas bagi penenun untuk peningkatan kualitas produk dan warna kain, tapi juga kualitas dari produk turunan berupa aksesori.
Dinas juga membuka jaringan ke penjahit lokal yang biasanya hanya menerima jahitan fesyen pakaian untuk mulai merambah produk turunan kriya.
Dengan pelatihan serta pendampingan itu, dia berharap UMKM di Manggarai Barat bisa memproduksi turunan kriya dengan harga yang murah dan terjangkau.
Selain mendorong pengembangan produk dari UMKM, Pemkab Manggarai Barat melalui Dinas Koperasi, UMKM, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Manggarai Barat juga tengah melakukan identifikasi pengklasifikasian UMKM agar pola intervensi yang diberikan bisa tepat sasaran.
Dia juga mengaku pemasaran tidak lagi menjadi permasalahan UMKM karena ada digitalisasi.
Namun, dinas tetap membantu proses pemasaran secara daring melalui Sentra UMKM yang tengah disiapkan dalam waktu dekat. Sentra UMKM itu akan menjadi tempat bagi UMKM memamerkan produknya sekaligus menjual dengan harga UMKM tersebut.
Baca juga: 251 produk UMKM di Manggarai Barat sudah miliki izin P-IRT
Baca juga: 14 UMKM dari NTT ikut pameran di arena Mandalika
Berdasarkan data Dinas Koperasi, UMKM, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Manggarai Barat per Desember 2021, jumlah UMKM yang tersebar di Manggarai Barat sebanyak 7.662 UMKM dengan 60 persen UMKM bergerak di sektor pertanian, 23 persen pada sektor perdagangan, dan 14 persen pada sektor industri olahan (kriya kuliner).