Kupang (AntaraNews NTT) - Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Nusa Tenggara Timur Abed Frans mengemukakan publikasi kegiatan pertemuan tahunan IMF-WB 2018 masih sangat minim di daerah tujuan wisata unggulan seperti di Labuan Bajo, Pulau Flores.
"Labuan Bajo beserta Taman Nasional Komodo menjadi salah satu paket wisata yang akan dikunjungi ribuan delegasi peserta rapat IMF-WB setelah mengikuti kegiatan di Bali, namun publikasi kegiatan itu masih sangat minim," kata Abed Frans di Kupang, Kamis (2/9).
Menurutnya, rapat tahunan IMF-WB yang akan digelar di Bali pada Oktober 2018 merupakan kegiatan super besar.
Diperkirakan belasan ribu delegasi dari berbagai negara akan hadir dalam pertemuan tersebut dan setelahnya akan mengunjungi berbagai destinasi wisata unggulan di Tanah Air, salah satunya di Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo.
Menurutnya, pertemuan ini merupakan kegiatan besar bagi Indonesia sehingga selayaknya semua instansi di daerah tujuan wisata terlibat aktif mempromosikannya.
Baca juga: ASITA siapkan enam operator layani tamu IMF-WB
"Kegiatan ini harus dipromosikan secara masif dengan memanfaatkan berbagai sarana atau media promosi yang ada," ujarnya.
Ia mencontohkan, di depan Kantor Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat, kantor Balai Taman Nasional Komodo, maupun di Bandara Komodo tidak ada baliho yang menunjukkan akan ada perhelatan akbar berskala internasional.
Tidak hanya terkait publikasi yang perlu dilakukan secara masif, namun daerah tujuan perlu ditata secara rapih dan menarik terutama penanganan masalah sampah.
Contohnya destinasi wisata kuliner Kampung Ujung yang baru di Labuan Bajo masih terlihat banyak sampah bahkan sampai ke tempat jualan.
Baca juga: NTT akan meraup Rp5 miliar dari pertemuan IMF-WB
"Labuan Bajo beserta Taman Nasional Komodo menjadi salah satu paket wisata yang akan dikunjungi ribuan delegasi peserta rapat IMF-WB setelah mengikuti kegiatan di Bali, namun publikasi kegiatan itu masih sangat minim," kata Abed Frans di Kupang, Kamis (2/9).
Menurutnya, rapat tahunan IMF-WB yang akan digelar di Bali pada Oktober 2018 merupakan kegiatan super besar.
Diperkirakan belasan ribu delegasi dari berbagai negara akan hadir dalam pertemuan tersebut dan setelahnya akan mengunjungi berbagai destinasi wisata unggulan di Tanah Air, salah satunya di Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo.
Menurutnya, pertemuan ini merupakan kegiatan besar bagi Indonesia sehingga selayaknya semua instansi di daerah tujuan wisata terlibat aktif mempromosikannya.
Baca juga: ASITA siapkan enam operator layani tamu IMF-WB
"Kegiatan ini harus dipromosikan secara masif dengan memanfaatkan berbagai sarana atau media promosi yang ada," ujarnya.
Ia mencontohkan, di depan Kantor Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat, kantor Balai Taman Nasional Komodo, maupun di Bandara Komodo tidak ada baliho yang menunjukkan akan ada perhelatan akbar berskala internasional.
Tidak hanya terkait publikasi yang perlu dilakukan secara masif, namun daerah tujuan perlu ditata secara rapih dan menarik terutama penanganan masalah sampah.
Contohnya destinasi wisata kuliner Kampung Ujung yang baru di Labuan Bajo masih terlihat banyak sampah bahkan sampai ke tempat jualan.
Baca juga: NTT akan meraup Rp5 miliar dari pertemuan IMF-WB