Kupang, NTT (ANTARA) - Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Provinsi Nusa Tenggara Timur Oyan Kristian menyebutkan bahwa pariwisata berkelanjutan turut mendongkrak perekonomian di tingkat daerah.
“Pariwisata berkelanjutan memiliki potensi besar bagi perekonomian NTT karena dibangun dari akarnya dan melibatkan semua orang,” kata Oyan dihubungi dari Kupang, Rabu.
Menurut dia dalam ekosistem pariwisata berkelanjutan masyarakat setempat dapat terlibat aktif. Masyarakat turut mengambil bagian sehingga menjadi penerima manfaat langsung dari kegiatan pariwisata itu sendiri.
Ia mencontohkan para travel agent daerah yang bertugas mengantar wisatawan ke destinasi berbasis alam dan adat budaya, dengan pengetahuan yang baik terhadap konteks destinasi tersebut.
Ovan juga mengatakan bahwa pariwisata berkelanjutan telah menjadi tren pariwisata dunia yang semakin populer.
“Banyak wisatawan yang terpelajar datang berwisata tidak hanya menikmati keindahan alam, tetapi mereka sadar kedatangannya untuk turut berkontribusi terhadap masyarakat setempat,” katanya.
Ia memberi contoh telah banyak resor yang memahami tren ini sehingga mengajak tamunya untuk melakukan penanaman pohon atau kegiatan sosial ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Pihaknya sendiri mencanangkan beberapa program melalui bidang pengembangan produk pariwisata. Seperti melibatkan wisatawan dalam aktivitas kelas memasak kuliner lokal atau melakukan tur ke desa untuk merasakan pengalaman menjadi petani di Flores.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa konsep pariwisata berkelanjutan artinya segala bentuk atau ikon pariwisata di NTT harus terus terjaga untuk generasi selanjutnya.
“Kita mesti sama-sama menjaganya supaya tetap bertahan dan bertumbuh sehingga membawa dampak pula berkontribusi pada ekonomi jangka panjang,” ucapnya.
Apalagi menurut dia pariwisata berperan sebagai sektor unggulan dalam pengembangan perekonomian daerah-daerah di NTT. Hal ini juga sejalan dengan program pemerintah provinsi dalam pengembangan pariwisata.
Karena itu, ia menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk memahami konsep pariwisata berkelanjutan. Di samping itu, perlu peningkatan kapasitas pelaku pariwisata dalam menjaga kekayaan serta kelestarian budaya dan alam NTT.
“Agar pariwisata tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, kita juga harus selalu menjaga akar daripada budaya dan alam lingkungan sekitar kita,” katanya.