Chicago (ANTARA) - Emas menguat pada akhir perdagangan Kamis (Jumat, 1/4 pagi WIB) dan mencatat kenaikan kuartalan terbesar sejak lonjakan yang dipicu pandemi pada pertengahan 2020 karena kekhawatiran atas melonjaknya harga-harga konsumen dan krisis Ukraina mendukung daya tarik safe-haven logam kuning.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak 15 dolar AS atau 0,77 persen, menjadi ditutup pada 1.954,00 dolar AS per ounce. Emas naik 2,8 persen untuk Maret, dan melonjak 6,9 persen untuk kuartal pertama tahun ini.

"Situasi geopolitik telah menjadi penyeret selama sebulan ini dan data inflasi terus meningkat. Jadi sentimen keseluruhan di pasar saat ini adalah orang-orang mencari keamanan," kata ahli strategi pasar senior RJO Futures Bob Haberkorn.

Rusia mengeluarkan dekrit pada Kamis (31/3)  2022, menuntut pembayaran untuk gas alam dalam rubel. Ini menunjukkan bahwa terobosan dalam pembicaraan damai masih jauh.

Emas dianggap sebagai investasi yang aman selama masa ketidakpastian politik dan keuangan.

Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Kamis (31/3) bahwa belanja konsumen AS meningkat 0,2 persen pada Februari, menunjukkan inflasi yang tinggi dan mendukung emas.

Klaim pengangguran awal AS naik 14.000 menjadi 202.000 untuk pekan yang berakhir 26 Maret, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada hari yang sama. Penghitungan minggu sebelumnya dari 188.000 klaim adalah yang paling sedikit sejak 1969.

Indeks manajer pembelian (PMI) Chicago, yang dirilis pada Kamis (31/3/2022) oleh Institute for Supply Management-Chicago, naik menjadi 62,9 pada Maret, lebih baik dari yang diharapkan dan membatasi kenaikan emas.

Invasi Rusia, yang dimulai pada 24 Februari, telah memicu reli harga minyak dan logam-logam industri.

"Kita bisa melihat mundurnya emas jika ada beberapa berita positif yang keluar dari konflik Rusia-Ukraina, tapi saya pikir para pedagang akan melihat itu sebagai kesempatan membeli karena ketakutan inflasi," kata Haberkorn.

Federal Reserve telah mengisyaratkan kenaikan suku bunga agresif tahun ini untuk melawan inflasi yang melonjak, yang dikhawatirkan investor dapat mengirim ekonomi AS ke dalam resesi.

Kemunduran dalam imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang jadi acuan pada Kamis (31/3/2022) juga mendukung emas.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 2 sen atau 0,08 persen, menjadi ditutup pada 25,133 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 5,4 dolar AS atau 0,54 persen menjadi ditutup pada 995,8 dolar AS per ounce.

Baca juga: Emas menguat karena dolar tergelincir

Baca juga: Emas anjlok 26,7 dolar AS
 

Pewarta : Apep Suhendar
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024