Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur mendorong kelompok tani (poktan) untuk merehabilitasi sumber-sumber air untuk meminimalisasi risiko kekeringan yang akan terjadi di wilayah tersebut.
"Kita dorong pemberdayaan melalui kelompok tani untuk mengoptimalkan sumber air dan sumber lahan yang perlu diselamatkan lewat rehabilitasi," kata Kepala Dinas Pertanian Manggarai Barat Laurensius Halu di Labuan Bajo, Senin, (27/6/2022).
Ia menjelaskan rehabilitasi yang bisa digalakkan oleh kelompok tani yakni menanam tanaman umur panjang pada sumber-sumber air, lalu membersihkan saluran air baik primer, sekunder, maupun tersier.
Melalui pengoptimalan sumber air dan lahan, katanya, fase perkembangan generatif dan vegetatif tanaman tidak akan mengalami persoalan.
Laurensius mengatakan saat ini daerah yang menjadi sasaran kekeringan berada pada daerah dengan debit air yang kurang, tetapi mempunyai lahan fungsional tinggi.
Beberapa wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan itu, lanjut dia, diantaranya wilayah Kecamatan Komodo, Boleng, dan sebagian daerah Lembor Selatan.
"Itu berarti di sana ada intensitas pemakaian air cukup tinggi namun sumber daya terbatas," ucapnya.
Keterbatasan sumber daya itulah, menurut dia, yang mendorong dinas perlu melakukan penguatan kelompok tani untuk berdaya dalam merehabilitasi sumber-sumber air dan lahan.
Hingga kini dinas teknis belum menerima laporan adanya bencana kekeringan yang terjadi dalam wilayah Manggarai Barat.
Baca juga: BPBD NTT lakukan kolaborasi antisipasi dampak kekeringan
Namun, ia memastikan pemerintah akan melakukan intervensi berupa bantuan benih kepada kelompok tani jika terjadi bencana kekeringan dalam wilayah Manggarai Barat
Baca juga: Ende dorong penyuluh aktif dampingi petani waspada kekeringan.
"Sampai saat ini belum ada bencana kekeringan, semua masih aman," ucap Laurensius.
"Kita dorong pemberdayaan melalui kelompok tani untuk mengoptimalkan sumber air dan sumber lahan yang perlu diselamatkan lewat rehabilitasi," kata Kepala Dinas Pertanian Manggarai Barat Laurensius Halu di Labuan Bajo, Senin, (27/6/2022).
Ia menjelaskan rehabilitasi yang bisa digalakkan oleh kelompok tani yakni menanam tanaman umur panjang pada sumber-sumber air, lalu membersihkan saluran air baik primer, sekunder, maupun tersier.
Melalui pengoptimalan sumber air dan lahan, katanya, fase perkembangan generatif dan vegetatif tanaman tidak akan mengalami persoalan.
Laurensius mengatakan saat ini daerah yang menjadi sasaran kekeringan berada pada daerah dengan debit air yang kurang, tetapi mempunyai lahan fungsional tinggi.
Beberapa wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan itu, lanjut dia, diantaranya wilayah Kecamatan Komodo, Boleng, dan sebagian daerah Lembor Selatan.
"Itu berarti di sana ada intensitas pemakaian air cukup tinggi namun sumber daya terbatas," ucapnya.
Keterbatasan sumber daya itulah, menurut dia, yang mendorong dinas perlu melakukan penguatan kelompok tani untuk berdaya dalam merehabilitasi sumber-sumber air dan lahan.
Hingga kini dinas teknis belum menerima laporan adanya bencana kekeringan yang terjadi dalam wilayah Manggarai Barat.
Baca juga: BPBD NTT lakukan kolaborasi antisipasi dampak kekeringan
Namun, ia memastikan pemerintah akan melakukan intervensi berupa bantuan benih kepada kelompok tani jika terjadi bencana kekeringan dalam wilayah Manggarai Barat
Baca juga: Ende dorong penyuluh aktif dampingi petani waspada kekeringan.
"Sampai saat ini belum ada bencana kekeringan, semua masih aman," ucap Laurensius.