Kupang (ANTARA) - Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Nusa Tenggara Timur (NTT) Abed Frans mengatakan pertumbuhan sektor UMKM di NTT yang pesat semakin menambah daya tarik pariwisata di provinsi berbasiskan kepulauan itu.
"Dalam dua hingga tiga tahun terakhir ini UMKM di NTT bertumbuh sangat pesat. Ini yang membuat daya tarik pariwisata NTT semakin menarik bagi masyarakat hingga tingkat mancanegara," kata Abed Frans ketika dihubungi di Kupang, Rabu, (20/7/2022).
Ia memaparkan, UMKM di NTT kian bertambah dengan beragam suguhan produk seperti tenun ikat, kerajinan dari bambu, makanan, minuman, dan berbagai produk cenderamata lainnya.
Menurut dia, UMKM di NTT betul-betul diangkat melalui berbagai upaya pendampingan serta promosi yang intensif dari pemerintah daerah, Dewan Kerajinan Nasional Daerah, dan lainnya.
Bahkan untuk UMKM yang berupa sentra, kata dia, telah menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang dibawa oleh para pelaku wisata.
Abed Frans mencontohkan seperti wilayah Kampung Solor di Kota Kupang yang menyuguhkan produk kuliner ikan.
"Kami sendiri di Asita juga banyak yang menempatkan Kampung Solor itu sebagai bagian destinasi yang kami tawarkan ke wisatawan," katanya.
Lebih lanjut Abed Frans mendorong agar UMKM di NTT terus bertumbuh dan tersebar di berbagai titik termasuk di sekitar setiap lokasi wisata.
"Di sekitar lokasi wisata memang harus ada suguhan produk-produk UMKM yang bisa dijangkau dengan mudah oleh wisatawan sehingga belanja wisata bisa langsung dirasakan para pelaku UMKM," katanya.
Baca juga: Artikel - Kelor "Mutiara Hijau" dari NTT yang mendunia lewat Sherpa G20
Ia menambahkan NTT sudah terkenal memiliki berbagai destinasi wisata alam yang eksotis sehingga ketika semua destinasi dilengkapi dengan UMKM maka akan semakin menarik minat kunjungan wisatawan.
Baca juga: Kata ASITA, kenaikan harga tiket pesawat tantangan baru bagi pariwisata
"Dalam dua hingga tiga tahun terakhir ini UMKM di NTT bertumbuh sangat pesat. Ini yang membuat daya tarik pariwisata NTT semakin menarik bagi masyarakat hingga tingkat mancanegara," kata Abed Frans ketika dihubungi di Kupang, Rabu, (20/7/2022).
Ia memaparkan, UMKM di NTT kian bertambah dengan beragam suguhan produk seperti tenun ikat, kerajinan dari bambu, makanan, minuman, dan berbagai produk cenderamata lainnya.
Menurut dia, UMKM di NTT betul-betul diangkat melalui berbagai upaya pendampingan serta promosi yang intensif dari pemerintah daerah, Dewan Kerajinan Nasional Daerah, dan lainnya.
Bahkan untuk UMKM yang berupa sentra, kata dia, telah menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang dibawa oleh para pelaku wisata.
Abed Frans mencontohkan seperti wilayah Kampung Solor di Kota Kupang yang menyuguhkan produk kuliner ikan.
"Kami sendiri di Asita juga banyak yang menempatkan Kampung Solor itu sebagai bagian destinasi yang kami tawarkan ke wisatawan," katanya.
Lebih lanjut Abed Frans mendorong agar UMKM di NTT terus bertumbuh dan tersebar di berbagai titik termasuk di sekitar setiap lokasi wisata.
"Di sekitar lokasi wisata memang harus ada suguhan produk-produk UMKM yang bisa dijangkau dengan mudah oleh wisatawan sehingga belanja wisata bisa langsung dirasakan para pelaku UMKM," katanya.
Baca juga: Artikel - Kelor "Mutiara Hijau" dari NTT yang mendunia lewat Sherpa G20
Ia menambahkan NTT sudah terkenal memiliki berbagai destinasi wisata alam yang eksotis sehingga ketika semua destinasi dilengkapi dengan UMKM maka akan semakin menarik minat kunjungan wisatawan.
Baca juga: Kata ASITA, kenaikan harga tiket pesawat tantangan baru bagi pariwisata