Chicago (ANTARA) - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Kamis (Jumat, 22/7/2022 pagi WIB), bangkit dari kerugian sehari sebelumnya ditopang oleh dolar AS yang lebih lemah setelah Bank Sentral Eropa (ECB) bergabung dengan banyak bank sentral lainnya dalam menaikkan suku bunga dengan fokus memerangi inflasi daripada mencegah resesi.

Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di Divisi Comex New York Exchange, terangkat 13,2 dolar AS atau 0,78 persen menjadi ditutup pada 1,713,40 dolar AS per ounce, setelah sempat jatuh ke level terendah 31 Januari di 1.678,60 dolar AS.

Harga emas berjangka tergelincir 10,5 dolar AS atau 0,61 persen menjadi 1.700,20 dolar AS pada Rabu (20/7/2022), setelah menguat 0,5 dolar AS atau 0,03 persen menjadi 1.710,70 dolar AS pada Selasa (19/7/2022), dan meningkat 6,60 dolar AS atau 0,39 persen menjadi 1.710,20 dolar AS pada Senin (18/7/2022).

Bank Sentral Eropa pada Kamis (21/7/2022) memutuskan untuk menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin, memberi kekuatan pada euro dan menekan dolar AS lebih rendah.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, berada di bawah 107 pada Kamis (21/7/2022), setelah menembus di atas 109 minggu lalu untuk level tertinggi sejak Desember 2002 karena taruhan kenaikan suku bunga agresif oleh Federal Reserve.

"Ini merupakan sesi lain yang bergejolak dan satu di mana emas tampaknya telah kembali disukai," kata Analis OANDA, Craig Erlam.

"ECB yang hawkish mungkin berada di belakang langkah tersebut, tetapi reli emas jauh melebihi penurunan dolar. Kami tampaknya melihat kebalikan dari aksi harga akhir pekan lalu. Apakah perdagangan pemulihan emas sedang berlangsung?” tambahnya.

Baca juga: Emas tergelincir 10,5 dolar AS
Baca juga: Emas sedikit menguat didorong dolar AS

 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Harga emas naik 13,20 dolar, ditopang "greenback" yang lebih lemah

Pewarta : Apep Suhendar
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024