Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur, mengantisipasi dampak kekeringan pada puncak musim kemarau.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Ende Maria Yasinta Sare ketika dihubungi dari Labuan Bajo, Sabtu, (20/8/2022) mengatakan bahwa BPBD terus memantau siaran prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta menyampaikannya ke pemerintah kecamatan dan desa/kelurahan.

BPBD Kabupaten Ende, menurut dia, juga telah meminta pemerintah kecamatan dan desa/kelurahan segera melaporkan kejadian kekeringan yang terjadi di wilayah masing-masing.

"Kami mengimbau para camat, kepala desa, dan lurah untuk melaporkan data terkait kekeringan di wilayah masing-masing. Tapi sampai saat ini belum ada laporan," kata Maria.

Dia mengemukakan bahwa bagian wilayah Kabupaten Ende yang selama ini rawan mengalami kekeringan pada musim kemarau antara lain Kecamatan Wewaria, Maurole, Kota Baru, dan Maukaro.

Namun, ia melanjutkan, sampai sekarang BPBD belum menerima laporan mengenai kejadian kekeringan di daerah-daerah rawan tersebut.

Kendati demikian, Maria mengatakan, BPBD berkoordinasi dengan organisasi perangkat daerah terkait, termasuk Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, untuk meningkatkan kesiagaan menghadapi kemungkinan terjadi kekeringan.

Menurut dia, BPBD juga berkoordinasi dengan Perumda Tirta Kelimutu Ende untuk menyiapkan bantuan air bersih bagi warga.

"Memasuki musim kemarau, masyarakat juga diimbau untuk berhemat dan lebih bijak menggunakan air sehingga dampak dari kekeringan bisa dihadapi bersama," kata dia.

Baca juga: BMKG: seluruh wilayah NTT berstatus sangat mudah terbakar

Baca juga: BMKG sebut tujuh wilayah di NTT berstatus awas bencana kekeringan

Pewarta : Fransiska Mariana Nuka
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024