Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengimbau warga di daerah itu untuk berhemat menggunakan air dalam musim kemarau saat ini.
"Saya minta, dengan kekeringan panjang ini kita bijak dan hemat penggunaan air sehingga jangan boros," kata Kepala Pelaksana BPBD Sabu Raijua Javid Ndu Ufi ketika dihubungi dari Labuan Bajo, Selasa, (8/10).
Ia menambahkan musim kemarau mengakibatkan kekeringan di 61 desa/kelurahan yang tersebar di enam kecamatan.
"Yang tidak terdampak hanya dua desa saja, satu desa di Kecamatan Sabu Barat dan satu desa di Kecamatan Sabu Timur," ujarnya.
Ia juga menjelaskan sejak Juli 2024 lalu BPBD Kabupaten Sabu Raijua telah melakukan distribusi air bersih menggunakan lima unit mobil tangki air ke desa-desa di lima kecamatan yang mengalami kekeringan sebagai salah satu upaya penanganan jangka pendek bencana kekeringan.
BPBD juga bermitra dengan pemilik mobil tanki air sehingga dapat melayani masyarakat mengakses air bersih.
"Saya minta kepada kepala desa dan lurah untuk monitor sehingga lebih efektif dan distribusi air tepat sasaran," katanya.
Ia menambahkan untuk tiga desa dan dua kelurahan di Kecamatan Raijua yang terpisah dari Pulau Sabu distribusi air dilakukan pihak ketiga yang bermitra dengan BPBD Kabupaten Sabu Raijua.
"Kami tidak jangkau ke sana, hanya pihak ketiga yang masuk, sehingga di tahun ini untuk Kecamatan Raijua dapat kuota air 55 tangki satu desa yang berarti ada 275 tangki," katanya.
Untuk antisipasi kekeringan jangka panjang, lanjut dia, pihaknya mengoptimalkan kolaborasi BNPB dengan TNI AD yang akan mengadakan sebanyak tiga sumur bor di daerah itu.
"Kekeringan ini potensi kebakaran lahan, apalagi puntung rokok atau buka lahan baru lalu bakar sampah, bisa saja rumah terbakar jadi pastikan ada api harus mati baru tinggalkan," katanya.