Kupang (AntaraNews NTT) - Pengamat Pertanian dari Universitas Kristen Artha Wacana Kupang Zet Malelak mengatakan sektor pertanian harus lebih diutamakan dibandingkan sektor pariwisata jika ingin membangun sebuah daerah.
"Untuk membangun sebuah daerah, sektor pertanian atau pangan harus diutamakan terlebih dahulu baru kemudian sektor yang lain," katanya kepada Antara di Kupang, Rabu (17/10).
Hal ini disampaikannya berkaitan dengan program kerja dari Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat yang bercita-cita menjadikan sektor pariwisata sebagai sumber devisa utama bagi perekonomian daerah itu.
Menurut dia, sektor pariwisata itu muncul atau berkembang dari sektor-sektor lain, ?seperti sektor kelautan dan perikanan, serta sektor peternakan.
"Menurut saya sektor pariwisata itu tidak perlu diberikan perhatian khusus karena sektor itu bisa terjual dengan sendiri jika dijaga dengan baik," ujarnya.
Ia mencontohkan jika berbicara soal tenun, segala hal yang berkaitan dengan tenun berasal dari hasil-hasil pertanian, mulai dari benang kayu pemintal dan lainnya.
Baca juga: Gubernur NTT akan optimalkan produksi pertanian dan peternakan
Sektor Pertanian (ANTARA Foto/istimewa)
Demikian juga dengan sektor kelautan dan perikanan yang selama ini memberikan andil bagi pemasukan pariwisata di NTT, kemudian juga dengan sektor peternakan yang digunakan untuk berwisata.
"Kalau sektor peternakan tidak diperhatikan dengan baik, misalnya memerhatikan cara merawat hewan dengan baik, apakah wisatawan mau menyaksikan parade kuda misalnya dengan tubuh kuda yang kecil dan kurus. Jadi pada intinya bahwa tak perlu menjual sektor pariwisata karena nanti juga akan terjual dengan sendirinya melalui media sosial dan lain-lain," tambahnya.
Dia menyampaikan hal tersebut menggunakan teori pertumbuhan ekonomi menurut W.W. Rostow. Dalam teori tersebut, yang diperhatikan adalah masalah pangan terlebih dahulu.
"Artinya bahwa sektor pertanian itu lebih penting, jika dibandingkan dengan sektor pariwisata. Bagaimana sektor pariwisata bisa dipromosikan kalau pangan tidak terpenuhi," tambahnya.
Dia mengkritik soal minimnya hasil pertanian di NTT yang dikirim ke luar NTT akibat masih kurangnya perhatian di sektor pertanian.
Baca juga: Produktivitas pertanian di NTT masih rendah
Guberbur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat memanen jagung hasil usaha dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Nusa Tenggara Timur di Desa Oesao, sekitar 26 km timur ibu kota Provinsi NTT. (ANTARA Foto/Benny Jahang)
"Untuk membangun sebuah daerah, sektor pertanian atau pangan harus diutamakan terlebih dahulu baru kemudian sektor yang lain," katanya kepada Antara di Kupang, Rabu (17/10).
Hal ini disampaikannya berkaitan dengan program kerja dari Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat yang bercita-cita menjadikan sektor pariwisata sebagai sumber devisa utama bagi perekonomian daerah itu.
Menurut dia, sektor pariwisata itu muncul atau berkembang dari sektor-sektor lain, ?seperti sektor kelautan dan perikanan, serta sektor peternakan.
"Menurut saya sektor pariwisata itu tidak perlu diberikan perhatian khusus karena sektor itu bisa terjual dengan sendiri jika dijaga dengan baik," ujarnya.
Ia mencontohkan jika berbicara soal tenun, segala hal yang berkaitan dengan tenun berasal dari hasil-hasil pertanian, mulai dari benang kayu pemintal dan lainnya.
Baca juga: Gubernur NTT akan optimalkan produksi pertanian dan peternakan
"Kalau sektor peternakan tidak diperhatikan dengan baik, misalnya memerhatikan cara merawat hewan dengan baik, apakah wisatawan mau menyaksikan parade kuda misalnya dengan tubuh kuda yang kecil dan kurus. Jadi pada intinya bahwa tak perlu menjual sektor pariwisata karena nanti juga akan terjual dengan sendirinya melalui media sosial dan lain-lain," tambahnya.
Dia menyampaikan hal tersebut menggunakan teori pertumbuhan ekonomi menurut W.W. Rostow. Dalam teori tersebut, yang diperhatikan adalah masalah pangan terlebih dahulu.
"Artinya bahwa sektor pertanian itu lebih penting, jika dibandingkan dengan sektor pariwisata. Bagaimana sektor pariwisata bisa dipromosikan kalau pangan tidak terpenuhi," tambahnya.
Dia mengkritik soal minimnya hasil pertanian di NTT yang dikirim ke luar NTT akibat masih kurangnya perhatian di sektor pertanian.
Baca juga: Produktivitas pertanian di NTT masih rendah