Kupang (ANTARA) - Bupati Kupang, Nusa Tenggara Timur, Korinus Masneno menyebutkan populasi ternak di daerah ini mengalami penambahan yang signifikan yakni mencapai 21.800 ekor menjadi 322.791 ekor ternak baik sapi maupun kerbau.
"Pembangunan sektor peternakan di Kabupaten Kupang terus mengalami peningkatan yang sangat menggembirakan. Pada 2021 hingga Februari 2022 terdapat penambahan 21.800 ekor sapi milik para peternak di Kabupaten Kupang," kata Korinus di Kupang Rabu, (7/9/2022).
Ia mengatakan sektor peternakan merupakan salah satu sektor prioritas yang terus digenjot Pemerintah Kabupaten Kupang melalui program prioritas 5P yaitu sektor peternakan, pertanian, pariwisata, perikanan dan kelautan, dan pariwisata.
Dia menambahkan peningkatan populasi ternak sapi juga merupakan dampak dari program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) yang dicanangkan oleh Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat yang telah ditindaklanjuti Pemerintah Kabupaten Kupang melalui gerakan Revolusi 5P yaitu suatu program pengembangan ekonomi kerakyatan yang memaksimalkan keunggulan dan potensi yang dimiliki Kabupaten Kupang di bidang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan pariwisata.
Ia mengatakan populasi ternak di Kabupaten Kupang yang merupakan daerah penghasil ternak terbesar di NTT saat ini mencapai 322.791 ekor baik ternak sapi dan kerbau.
Menurut Bupati, hambatan utama dihadapi Kabupaten Kupang dalam pengembangan usaha peternakan yaitu kurangnya ketersediaan pakan dan mutu genetik sapi yang rendah serta pola budidaya pengembangan sapi yang masih bersifat tradisional.
Baca juga: Bupati Kupang ingatkan ASN disiplin dalam bekerja
Selain itu, katanya, para peternak banyak yang melepas ternak di padang penggembalaan sehingga kualitas pakan ternak yang diperoleh belum maksimal.
Baca juga: Kabupaten Kupang akan bagikan 2.250 bidang tanah
"Saat ini kami memberlakukan skema kemitraan dengan masyarakat, di mana program pemberdayaan diberikan kepada 127 kelompok tani dan ternak. Kami telah mengubah pola yang lama berupa pemberian anakan menjadi pemberian benih/bibit. Benih tanaman lamtoro terambah inilah yang nantinya akan ditanam sendiri oleh kelompok-kelompok tani dan ternak yang ada," kata Korinus.
"Pembangunan sektor peternakan di Kabupaten Kupang terus mengalami peningkatan yang sangat menggembirakan. Pada 2021 hingga Februari 2022 terdapat penambahan 21.800 ekor sapi milik para peternak di Kabupaten Kupang," kata Korinus di Kupang Rabu, (7/9/2022).
Ia mengatakan sektor peternakan merupakan salah satu sektor prioritas yang terus digenjot Pemerintah Kabupaten Kupang melalui program prioritas 5P yaitu sektor peternakan, pertanian, pariwisata, perikanan dan kelautan, dan pariwisata.
Dia menambahkan peningkatan populasi ternak sapi juga merupakan dampak dari program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) yang dicanangkan oleh Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat yang telah ditindaklanjuti Pemerintah Kabupaten Kupang melalui gerakan Revolusi 5P yaitu suatu program pengembangan ekonomi kerakyatan yang memaksimalkan keunggulan dan potensi yang dimiliki Kabupaten Kupang di bidang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan pariwisata.
Ia mengatakan populasi ternak di Kabupaten Kupang yang merupakan daerah penghasil ternak terbesar di NTT saat ini mencapai 322.791 ekor baik ternak sapi dan kerbau.
Menurut Bupati, hambatan utama dihadapi Kabupaten Kupang dalam pengembangan usaha peternakan yaitu kurangnya ketersediaan pakan dan mutu genetik sapi yang rendah serta pola budidaya pengembangan sapi yang masih bersifat tradisional.
Baca juga: Bupati Kupang ingatkan ASN disiplin dalam bekerja
Selain itu, katanya, para peternak banyak yang melepas ternak di padang penggembalaan sehingga kualitas pakan ternak yang diperoleh belum maksimal.
Baca juga: Kabupaten Kupang akan bagikan 2.250 bidang tanah
"Saat ini kami memberlakukan skema kemitraan dengan masyarakat, di mana program pemberdayaan diberikan kepada 127 kelompok tani dan ternak. Kami telah mengubah pola yang lama berupa pemberian anakan menjadi pemberian benih/bibit. Benih tanaman lamtoro terambah inilah yang nantinya akan ditanam sendiri oleh kelompok-kelompok tani dan ternak yang ada," kata Korinus.