Kupang (AntaraNews NTT) - Debit air di Kota Kupang yang bersumber dari 14 sumur bor, sungai Kali Dendeng, mata air Oeba serta air curah dari Bendungan Tilong, mengalami penurunan sekitar 30 persen dari kondisi normal 100 - 120 liter/detik/hari.
"Penurunan debit air ini akibat pengaruh musim panas yang sedang melanda ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur saat ini," kata Pejabat Sementara Direktur PDAM Kota Kupang, Marius R Seran kepada Antara di Kupang, Selasa (23/10).
Ia mengatakan penurunan debit air di bulan Oktober sekitar 30 persen, tetapi pihaknya masih tetap menjaga sistem distribusi air agar tetap menjangkau seluruh konsumen yang ada di Kota Kupang.
"Jika kondisi debit air terus menurun maka sistem distribusinya mungkin diatur kembali. Mungkin tiga kali dalam seminggu, atau sekali dalam seminggu," katanya.
Marius mengatakan pihaknya masih mengharapkan distribusi air dari Bendungan Tilong, meski hanya memanfaatkan 30 liter/detik untuk memenuhi kebutuhan konsumen dalam kota dari besaran suplai sekitar 75 liter/detik.
Debit air di Bendungan Tilong saat ini dilaporkan terus menurun sekitar 6 juta liter M3 dari kapasitas tampung sekitar 19 juta liter M3. "Posisi debit air saat ini berada pada garis ukur 89 atau sekitar 6 juta liter M3," kata Simson Bena, penjaga Bendungan Tilong.
Baca juga: Masyarakat Desa Oelnasi Krisis Air Bersih
Ia mengatakan penggunaan air dari Bendungan Tilong umumnya untuk kebutuhan rumah tangga serta mengairi areal persawahan di sekitarnya. "Ada sekitar 600 liter/detik air dari Bendungan Tilong untuk kebutuhan irigasi," kata Simson.
Ia memperkirakan debit air Bendungan Tilong akan terus menurun, sehingga distribusi air ke sistem irigasi persawahan akan ditutup agar debit air yang ada difokuskan untuk kebutuhan air minum.
"Bendungan Tilong termasuk tampungan mati sehingga akan ditutup sementara waktu apabila garis ukur berada pada posisi 82 atau sekitar 4 juta liter m3," katanya menambahkan.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kabag Teknik PDAM Kabupaten Kupang Tris M Talahatu mengatakan debit air yang bersumber dari sekitar 20 sampai 25 reservoar, mata air, dan sumur bor saat ini tinggal 303,5 liter/detik dari kapasitas terpasang 473,5 liter/detik, dengan total volume produksi sebesar 548.410 liter M3.
"Debit air tersebut hampir 90 persen untuk melayani para konsumen di Kota Kupang dan sekitarnya, sedang 10 persen sisanya untuk konsumen di Kabupaten Kupang," katanya.
Menurut Marius Seran, penurunan debit air tahun ini belum terlalu signifikan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, namun pihaknya tetap berusaha untuk melayani masyarakat Kota Kupang dengan sepenuh hati.
Baca juga: Debit Air Bendungan Tilong Turun Dratis
"Penurunan debit air ini akibat pengaruh musim panas yang sedang melanda ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur saat ini," kata Pejabat Sementara Direktur PDAM Kota Kupang, Marius R Seran kepada Antara di Kupang, Selasa (23/10).
Ia mengatakan penurunan debit air di bulan Oktober sekitar 30 persen, tetapi pihaknya masih tetap menjaga sistem distribusi air agar tetap menjangkau seluruh konsumen yang ada di Kota Kupang.
"Jika kondisi debit air terus menurun maka sistem distribusinya mungkin diatur kembali. Mungkin tiga kali dalam seminggu, atau sekali dalam seminggu," katanya.
Marius mengatakan pihaknya masih mengharapkan distribusi air dari Bendungan Tilong, meski hanya memanfaatkan 30 liter/detik untuk memenuhi kebutuhan konsumen dalam kota dari besaran suplai sekitar 75 liter/detik.
Debit air di Bendungan Tilong saat ini dilaporkan terus menurun sekitar 6 juta liter M3 dari kapasitas tampung sekitar 19 juta liter M3. "Posisi debit air saat ini berada pada garis ukur 89 atau sekitar 6 juta liter M3," kata Simson Bena, penjaga Bendungan Tilong.
Baca juga: Masyarakat Desa Oelnasi Krisis Air Bersih
Ia mengatakan penggunaan air dari Bendungan Tilong umumnya untuk kebutuhan rumah tangga serta mengairi areal persawahan di sekitarnya. "Ada sekitar 600 liter/detik air dari Bendungan Tilong untuk kebutuhan irigasi," kata Simson.
Ia memperkirakan debit air Bendungan Tilong akan terus menurun, sehingga distribusi air ke sistem irigasi persawahan akan ditutup agar debit air yang ada difokuskan untuk kebutuhan air minum.
"Bendungan Tilong termasuk tampungan mati sehingga akan ditutup sementara waktu apabila garis ukur berada pada posisi 82 atau sekitar 4 juta liter m3," katanya menambahkan.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kabag Teknik PDAM Kabupaten Kupang Tris M Talahatu mengatakan debit air yang bersumber dari sekitar 20 sampai 25 reservoar, mata air, dan sumur bor saat ini tinggal 303,5 liter/detik dari kapasitas terpasang 473,5 liter/detik, dengan total volume produksi sebesar 548.410 liter M3.
"Debit air tersebut hampir 90 persen untuk melayani para konsumen di Kota Kupang dan sekitarnya, sedang 10 persen sisanya untuk konsumen di Kabupaten Kupang," katanya.
Menurut Marius Seran, penurunan debit air tahun ini belum terlalu signifikan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, namun pihaknya tetap berusaha untuk melayani masyarakat Kota Kupang dengan sepenuh hati.
Baca juga: Debit Air Bendungan Tilong Turun Dratis