Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur berkomitmen rutin melakukan pemantauan pada anak stunting dan ibu hamil untuk menurunkan prevalensi stunting.
"Sekarang angka stunting 15,9 persen pada bulan Agustus 2022, kita upayakan turun menjadi sembilan persen pada Februari 2023. Kita berkomitmen melaksanakan pemantauan terhadap anak stunting dan ibu hamil," kata Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi di Labuan Bajo, Sabtu, (15/10/2022).
Dia mengatakan langkah strategis yang dilakukan pemerintah yakni memastikan balita stunting terdata sesuai nama dan alamat tinggal pada setiap desa di wilayah kerja puskesmas masing-masing. Dengan demikian, petugas kesehatan bisa melakukan pemantauan rutin terhadap perkembangan kesehatan anak.
Selain memantau anak stunting, petugas kesehatan mengawasi kegiatan pemberian makanan tambahan (PMT) bagi ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis (KEK), serta balita kurang gizi, balita dengan berat badan kurang, dan balita tidak naik berat badan.
"Semua ibu hamil harus melakukan pemeriksaan kehamilan minimal enam kali ke fasilitas kesehatan, konsumsi tablet tambah darah selama 90 hari, dan wajib melahirkan di fasilitas kesehatan," katanya.
Bupati Edi juga menekankan pentingnya pemberian obat cacing bagi anak-anak dua kali dalam setahun dan memastikan semua balita mendapatkan vitamin A serta imunisasi dasar lengkap.
Pemkab Manggarai Barat bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK, baik kecamatan maupun desa, menggencarkan program menanam sayur di lingkungan rumah dan melakukan sosialisasi "Isi Piringku" pada setiap kegiatan posyandu.
Untuk mewujudkan penurunan prevalensi stunting pada tahun 2023 menjadi satu digit, Bupati Edistasius Endi meminta kerja sama semua pihak, baik pemerintah maupun elemen masyarakat.
Menurutnya, perlu kerja kolaborasi semua pihak untuk menurunkan angka stunting dan membuat generasi penerus Manggarai Barat menjadi sehat dan cerdas.
Komitmen ini telah ditandai dengan penandatangan Komitmen Menurunkan Prevalensi Stunting Menjadi Satu Digit yang dilakukan oleh 22 kepala puskesmas, Kepala Bappelitbanda Manggarai Barat, Kepala Dinas Kesehatan Manggarai Barat, dan Kepala Dinas Pemberdayaan dan Masyarakat Desa, serta Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Manggarai Barat pada Kamis (13/10).
Baca juga: Wabup Manggarai: Butuh kerja sama atasi kekerdilan
"Kita perlu kerja bersama yang terorganisir dengan baik untuk menurunkan angka stunting ini," ungkapnya.
Baca juga: Dinkes Matim: Angka stunting turun jadi 9 persen
"Sekarang angka stunting 15,9 persen pada bulan Agustus 2022, kita upayakan turun menjadi sembilan persen pada Februari 2023. Kita berkomitmen melaksanakan pemantauan terhadap anak stunting dan ibu hamil," kata Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi di Labuan Bajo, Sabtu, (15/10/2022).
Dia mengatakan langkah strategis yang dilakukan pemerintah yakni memastikan balita stunting terdata sesuai nama dan alamat tinggal pada setiap desa di wilayah kerja puskesmas masing-masing. Dengan demikian, petugas kesehatan bisa melakukan pemantauan rutin terhadap perkembangan kesehatan anak.
Selain memantau anak stunting, petugas kesehatan mengawasi kegiatan pemberian makanan tambahan (PMT) bagi ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis (KEK), serta balita kurang gizi, balita dengan berat badan kurang, dan balita tidak naik berat badan.
"Semua ibu hamil harus melakukan pemeriksaan kehamilan minimal enam kali ke fasilitas kesehatan, konsumsi tablet tambah darah selama 90 hari, dan wajib melahirkan di fasilitas kesehatan," katanya.
Bupati Edi juga menekankan pentingnya pemberian obat cacing bagi anak-anak dua kali dalam setahun dan memastikan semua balita mendapatkan vitamin A serta imunisasi dasar lengkap.
Pemkab Manggarai Barat bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK, baik kecamatan maupun desa, menggencarkan program menanam sayur di lingkungan rumah dan melakukan sosialisasi "Isi Piringku" pada setiap kegiatan posyandu.
Untuk mewujudkan penurunan prevalensi stunting pada tahun 2023 menjadi satu digit, Bupati Edistasius Endi meminta kerja sama semua pihak, baik pemerintah maupun elemen masyarakat.
Menurutnya, perlu kerja kolaborasi semua pihak untuk menurunkan angka stunting dan membuat generasi penerus Manggarai Barat menjadi sehat dan cerdas.
Komitmen ini telah ditandai dengan penandatangan Komitmen Menurunkan Prevalensi Stunting Menjadi Satu Digit yang dilakukan oleh 22 kepala puskesmas, Kepala Bappelitbanda Manggarai Barat, Kepala Dinas Kesehatan Manggarai Barat, dan Kepala Dinas Pemberdayaan dan Masyarakat Desa, serta Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Manggarai Barat pada Kamis (13/10).
Baca juga: Wabup Manggarai: Butuh kerja sama atasi kekerdilan
"Kita perlu kerja bersama yang terorganisir dengan baik untuk menurunkan angka stunting ini," ungkapnya.
Baca juga: Dinkes Matim: Angka stunting turun jadi 9 persen