Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, mengoptimalkan lahan kosong milik pemerintah setempat seluas 1.000 hektare sebagai lahan pertanian untuk ditanami tanaman hortikultura dalam upaya mengendalikan inflasi.

"Kami sudah melakukan inventarisasi lahan-lahan kosong milik Pemerintah Kota Kupang untuk ditanami tanaman produktif guna membantu mengendalikan inflasi di daerah ini," kata Penjabat Wali Kota Kupang George Melkianus Hadjoh di Kupang Kamis, (27/10/2022).

Ia mengatakan pemerintah Kota Kupang segera memanfaatkan seluruh lahan produktif milik pemerintah Kota Kupang yang tidak dimanfaatkan guna diolah sebagai lahan pertanian untuk ditanami beragam tanaman produktif untuk kebutuhan masyarakat.

Lahan seluas 1.000 hektare itu akan ditanami tanaman cabai, sayur-sayuran, sorgum, kelor dan usaha peternakan ayam potong maupun ayam kampung.

Menurut dia apabila lahan seluas 1.000 hektare itu dikelola secara baik sehingga beberapa komoditas yang menjadi kebutuhan masyarakat bisa tetap terpenuhi.

"Harga juga bisa dikendalikan seperti harga cabai maupun tomat yang pada saat tertentu mengalami lonjakan harga yang cukup tinggi, namun apabila lahan 1.000 hektare itu ditanami berbagai tanaman cabai, tomat, dan bawang maka kenaikan harga bisa ditekan," kata George Melkianus Hadjoh.

Baca juga: Presiden Jokowi bilang pemerintah pusat dan daerah terus bergerak kendalikan inflasi

Ia menjelaskan, Pemerintah Kota Kupang juga sedang berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi NTT untuk mendapatkan izin pemanfaatan aset tanah yang kosong untuk dijadikan sebagai lahan pertanian.

Baca juga: Mendagri ingatkan daerah bergerak bersama untuk mengendalikan inflasi

"Lahan pemerintah Provinsi NTT yang tidak digunakan akan kami manfaatkan untuk usaha tanaman cabai , tomat dan sorgum. Hasil usaha itu nantinya dimanfaatkan bagi kepentingan masyarakat," kata Penjabat Wali Kota Kupang George Melkianus Hadjoh.

Pewarta : Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024