Desa Mata Air kembangkan potensi pariwisata

id desa wisata

Desa Mata Air kembangkan potensi pariwisata

Kepala Desa Mata Air, Benyamin Kanuk (Antara/Beny Jahang)

 "Kami sudah membangun dua unit lopo (rumah bulat) untuk tempat beristirahat bagi wisatawan serta beberapa fasilitas umum lainnya dalam kawasan wisata itu," kata Benyamin.
Kupang (AntaraNews NTT) - Pemerintah Desa Mata Air di wilayah Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur memanfaatkan dana desa untuk mengembangkan pariwisata sebagai sektor unggulan dalam meningkatkan pendapatan asli desa.

"Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan Desa Mata Air karena memiliki pemandangan alam yang sangat indah, untuk itu kami mengalokasikan dana desa untuk kepentingan penataan kawasan wisata," kata Kepala Desa Mata Air Benyamin Kanuk kepada Antara di Kupang, Sabtu, (17/11.

Desa Mata Air merupakan salah satu desa yang dinilai berhasil dalam pengelolaan dana desa di Kabupaten Kupang.

Ia mengatakan, pada tahun 2017 Desa Mata Air mendapat bantuan dana desa Rp,1,2 miliar dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan ekonomi.

"Berdasarkan kesepakatan dengan masyarakat dialokasikan dana desa sebesar Rp50 juta untuk pengembangan sektor pariwisata berupa pembangunan lapak bagi usaha kuliner," kata Benyamin.

Benyamin mengatakan, pada tahun 2018 Desa Mata Air mendapat alokasi dana desa Rp1,1 miliar untuk pemberdayaan ekonomi, kemudian ditambah lagi sebesar Rp60 juta untuk pariwisata.

Baca juga: Desa Wisata Butuh Infratruktur Jalan

"Kami sudah membangun dua unit lopo (rumah bulat) untuk tempat beristirahat bagi wisatawan serta beberapa fasilitas umum lainnya dalam kawasan wisata itu,"tegas Benyamin.

Ia mengatakan arus kunjungan wisatawan ke pantai wiata Mata Air sangat ramai khususnya pada hari libur sehingga potensi wisata di wilayah itu terus berkembang dan ekonomi masyarakat mulai bertumbuh setelah adanya bantuan dana desa.

Benyamin mengatakan, setiap minggu yang diperoleh dari lokasi wisata Mata Air mencapai Rp300.000 hingga Rp400.000/minggu atau Rp2 juta/bulan yang dikelola Bada Usaha Milik Desa (Bumdes).

Ia mengatakan, apabila sektor pariwisata terus berkembang pesat maka dapat berdampak pada penambahan pendapatan asli desa di wilayah itu.

"Kami masih menyusun peraturan desa tentang penetapan tarif masuk lokasi wisata Mata Air karena kunjungan wisatawan ke lokasi wisata Mata Air sudah semakin ramai," kata Benyamin.

Baca juga: Wisatawan Eropa lebih suka desa wisata