Wagub Nae Soi ajak jajaran perkuat tekad atasi tantangan pembangunan

id wakil gubernur ntt,josef nae soi,tantangan pembangunan ntt,pembangunan ntt,ekonomi ntt,stunting ntt,ntt

Wagub Nae Soi ajak jajaran perkuat tekad atasi tantangan pembangunan

Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi dalam acara pelantikan sebanyak 59 pejabat administrasi lingkung Pemerintah Provinsi NTT di Kupang, Senin (9/1/2023). (ANTARA/Silvester Beraona)

Kalau analisis SWOT sudah tepat dan kemudian dilaksanakan oleh orang-orang yang tepat maka saya yakin NTT tidak akan kalah dengan provinsi lain di 2023...
Kupang (ANTARA) - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur Josef Nae Soi mengajak jajaran di lingkup pemerintahan provinsi setempat memperkuat tekad untuk mengatasi tiga tantangan pembangunan di NTT yaitu pertumbuhan ekonomi, kekerdilan dan kemiskinan.

"Di tahun 2023 ini, kita masih memiliki tantangan yang luar biasa yaitu pertumbuhan ekonomi yang masih rendah, stunting kita masih cukup tinggi, angka kemiskinan yang tinggi sehingga mari kita perkuat tekad kita untuk mengatasinya bersama-sama," katanya dalam acara pelantikan 59 pejabat administrasi di lingkungan Pemerintah Provinsi NTT di Kupang, Senin, (9/1/2023).

Ia mengatakan pertumbuhan ekonomi di NTT masih rendah seperti yang tercatat pada triwulan III-2022 tumbuh sebesar 3,35 persen.

Nae Soi mengajak jajaran optimistis untuk menggerakkan potensi-potensi daerah guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada 2023 ini.

Upaya meningkatkan ekonomi, kata dia, tidak terlepas dari melakukan analisis SWOT (Strengths/kekuatan, Weaknesses/kelemahan, Opportunities/peluang, dan Threats/ancaman) secara cermat dan tepat.

"Kalau analisis SWOT sudah tepat dan kemudian dilaksanakan oleh orang-orang yang tepat maka saya yakin NTT tidak akan kalah dengan provinsi lain di 2023," katanya.

Ia menyebutkan tantangan yang berikut adalah kasus stunting pada anak-anak di NTT yang masih tinggi.

Nae Soi mengatakan, pihaknya terus berupaya menurunkan angka stunting melalui gerakan konsumsi kelor, termasuk berjuang ke pemerintah pusat agar kelor dijadikan sebagai makanan tambahan yang bagus untuk gizi anak dan ibu yang sedang mengandung.

Ia menyebutkan angka prevalensi stunting di NTT saat ini sudah menurun dan berada di angka 17 persen, namun ia bersama Gubernur NTT bertekad agar bisa menurun hingga di bawah 10 persen.

"Janji kami berdua tidak akan ada gunanya kalau jajaran tidak mendukung, tidak tergerak, tidak bergerak, tidak menggerakkan, bersama kami, kita satu arah, satu jalan," katanya.

Selain itu, kata dia, kondisi kemiskinan yang masih tinggi juga masih menjadi pekerjaan rumah untuk dituntaskan dengan berpatokan pada kriteria kemiskinan yang sudah ditetapkan pihak Bank Dunia (World Bank).

"Walaupun kriteria kemiskinan masih ada yang pertanyakan, tetapi kita percaya kriteria itu kita masih ikuti, dan kita harus bekerja lebih keras lagi agar bisa diturunkan hingga tingkat yang kita kehendaki," katanya.

Baca juga: NTT siap jadi tuan rumah KTT ASEAN 2023

Baca juga: NTT optimalkan perhutanan sosial untuk industri kopi