NTT optimalkan perhutanan sosial untuk industri kopi

id kopi,wagub ntt,wakil gubernur,kopi flores,Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia,aeki,labuan bajo,ntt

NTT optimalkan perhutanan sosial untuk industri kopi

Wakil Gubernur (Wagub) NTT Josef Nae Soi usai acara Pelantikan BPD Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) ​​​​​​​NTT di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Jumat (4/11/2022). (ANTARA/Fransiska Mariana Nuka)

Salah satu lokasi yang telah didorong pemerintah untuk pemanfaatan penanaman kopi untuk industri adalah Hutan Wolobobo di Kabupaten Ngada
Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur terus mengoptimalkan area perhutanan sosial agar dapat dimanfaatkan oleh warga lokal yang bekerja sebagai petani untuk menanam kopi dengan tujuan industri.

"Di Wolobobo, sekarang sudah, daerah lain juga harus bisa. Begitu predikat sebagai hutan sosial, wajib hukumnya beri ke masyarakat untuk tanam produk yang untuk industri. Kami sudah sepakat dengan pak gubernur," kata Wakil Gubernur (Wagub) NTT Josef Nae Soi kepada wartawan usai acara Pelantikan BPD Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) NTT di Labuan Bajo, Jumat  (4/11/2022).

Dia menjelaskan salah satu lokasi yang telah didorong pemerintah untuk pemanfaatan penanaman kopi untuk industri adalah Hutan Wolobobo di Kabupaten Ngada.

Menurutnya hutan sosial dapat digunakan untuk kepentingan umum. Oleh karena itu, area hutan dapat dimanfaatkan oleh petani untuk menanam kopi dan tidak mengabaikan upaya konservasi dari hutan itu sendiri.

"Masyarakat berkelompok, diberikan. Nanti petani yang tidak punya lahan, di hutan sosial itu diberi kesempatan ke mereka," ucapnya.

Wagub Josef mengatakan kopi adalah kekayaan intelektual nenek moyang dan sebuah ekspresi budaya khususnya di Flores.

Kopi dari NTT sendiri telah mendapat perhatian baik dari nasional maupun internasional. Oleh karena itu, kopi harus terus dilestarikan dan kualitasnya perlu ditingkatkan serta dipertahankan.

Menurutnya cara mempertahankan brand kopi dari NTT harus dimulai dari kebun. Kelemahannya adalah NTT tidak memiliki perkebunan luas sehingga melemahkan koordinasi dan kolaborasi. Namun, salah satu hal yang bisa digerakkan adalah memberdayakan masyarakat lewat perhutanan sosial.

Dia mengatakan pemerintah pun menyiapkan bibit yang berkualitas bagi para petani. Pemerintah sebagai regulator akan memfasilitasi para petani dari sisi pembiayaan dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Pemerintah daerah memberikan apresiasi atas kehadiran AEKI di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dia juga menyambut baik komitmen AEKI untuk mendampingi para petani untuk menghasilkan kopi yang berkualitas dan bernilai jual tinggi.

"Mari sama-sama bekerja dan berkolaborasi," ujar Wagub Josef.

Baca juga: Artikel - Mengolah limbah kulit kopi menjadi sumber energi terbarukan

Badan Pengurus Daerah AEKI Provinsi Nusa Tenggara Timur berkomitmen baru saja dilantik dan memiliki beberapa program untuk mendukung ekosistem kopi di NTT.

Baca juga: Benarkah kopi bagus untuk menurunkan berat badan?

Kehadiran AEKI di NTT bertujuan untuk mendukung para petani kopi agar lebih optimal dalam memproduksi kopi yang bernilai jual tinggi dan memiliki kualitas bagus. Dengan demikian NTT dapat memproduksi kopi terbaik dan menjadi kopi nomor satu di Indonesia.