Aparat Keamanan Diterjunkan ke Pulau Adonara Yang Memanas

id adonara memanas

Kupang (Antara NTT) - Perseteruan antarawarga Desa Lewonara dan Lewobunga di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur dalam memperebutkan tanah ulayat, mulai memanas, Selasa pagi, sehingga aparat keamanan diterjunkan ke lokasi sengketa untuk menenangkan warga.

Memanasnya perseteruan di wilayah Kecamatan Adonara Timur itu setelah warga dari Desa Lewonara menyerbu dan membakar rumah dan lumbung pangan milik warga Desa Lewobunga pada Selasa dini hari.

"Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut, namun aparat keamanan sudah diterjunkan ke lokasi sengketa untuk menenangkan situasi di lapangan," kata Bupati Flores Timur Yoseph Lagadoni Herin ketika dihubungi ANTARA melalui telepon genggamnya dari Kupang, Selasa pagi.

Dia mengatakan, sejak Senin (1/10) malam, aparat keamanan yang dipimpin Waka Polres, Dandim dan Wakil Bupati Flores Timur sudah berada di Pulau Adonara untuk melakukan komunikasi dengan pihak-pihak yang bersengketa.

Pengiriman bantuan keamanan ke Pulau Adonara itu dilakukan, karena sejak Senin (1/10), suasana cukup tegang karena warga dari dua desa ini melengkapi diri dengan peralatan perang seperti parang dan tombak, busur dan anak panah untuk siap berperang.

"Kontak memang masih sulit dilakukan dengan Wakil Bupati maupun Waka Polres serta Dandim, tetapi sementara ini, situasi sudah mulai redah," ucapnya.

Bupati Lagadoni berharap, situasi keamanan bisa segera kondusif agar aktivitas perekonomian warga bisa berjalan seperti biasa.

Dominikus Doren, seorang guru SMP di Adonara yang dihubungi melalui telepon genggam mengakui, situasi di lapangan tegang karena warga berjaga-jaga dengan melengkapi diri dengan peralatan perang.

Siswa diliburkan

Karel Kiwan, pengawas sekolah yang dihubungi terpisah melalui telepon genggam mengatakan, sementara ini anak-anak sekolah dari dua desa ini diliburkan.

"Sejak kemarin, Senin (1/10 red) situasi tegang karena warga membawa parang dan tombak, sehingga pihak sekolah meliburkan anak-anak," tuturnya.

Kebijakan pihak sekolah ini untuk menghindari kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, kata Karel Kiwan.