Jakarta (ANTARA) - "Selama Indonesia masih butuh kemampuan dan pengalaman saya, dan selama saya mampu, saya pasti siap untuk membantu."
Kata-kata itu terucap dari Richard Permana, yang sudah hampir 20 tahun malang melintang di dunia esport.
Perkenalannya dengan esport terjadi saat pria kelahiran 27 Juni 1986 itu duduk di bangku sekolah menengah atas. Waktu itu, esport masih sangat asing bagi masyarakat.
Richard harus melawan pemikiran konservatif orang tuanya dan stereotipe anak sekolah waktu itu yang harus mengikuti kelas tambahan atau mungkin mengikuti kegiatan olahraga seusai sekolah.
Dia justru mengunjungi warung internet alias warnet hingga larut malam yang menimbulkan gesekan demi gesekan dengan orang tuanya.
"Sampai pernah sama guru disamperin ke warnet. Sampai di satu titik pembuktian terbalik, metode yang saya pakai saat itu, akhirnya bisa membuktikan kalau main game ini bisa mewakili Indonesia ke kejuaraan dunia," ujar Richard.
Terjun profesional
Artikel - Kisah sang penjaga jagat esport Indonesia
Kalau saya sudah tidak mampu, sudah terhalang atau tidak bisa, itu saatnya saya setop. Saya bersyukur pengalaman saya bisa membantu, apa pun itu...