Artikel - Kisah sang penjaga jagat esport Indonesia

id Richard Permana,PBESI,IESPA,NXL,SEA Games,Asian Games,artikel olahraga Oleh Arindra Meodia

Artikel - Kisah sang penjaga jagat esport Indonesia

Tangkapan layar Richard Permana dalam video profil dirinya sebagai Asisten Pelatih esport Tim Nasional SEA Games Kamboja 2023. ANTARA/youtube.com/PBESI

Kalau saya sudah tidak mampu, sudah terhalang atau tidak bisa, itu saatnya saya setop. Saya bersyukur pengalaman saya bisa membantu, apa pun itu...
Richard akhirnya membentuk tim esport game Counter Strike yang dia beri nama NXL pada 2005. Dia bersama teman-temannya mengikuti turnamen yang diadakan di Jakarta, dan berhasil menjuarai ajang tahunan tersebut.

Berhasil menjadi tim Counter Strike terbaik di Indonesia, Richard dan kawan-kawan untuk kali pertama dalam sejarah mewakili Indonesia ke kejuaraan dunia World Cyber Games di Jerman pada 2008.

Namun, predikat juara yang melekat pada NXL di Indonesia, disadari Richard tidak berarti apa-apa ketika berhadapan dengan tim-tim dunia.

"Kami masih amatir," kata Richard. Meski begitu, dia pulang ke Tanah Air dengan banyak pengalaman berharga, mengingat pada saat itu jaringan internet dan sumber informasi dari platform digital sangat terbatas.

Semakin terjun ke dalam dunia esport, Richard akhirnya mengambil keputusan yang mengejutkan kedua orang tuanya. Dia memutuskan berhenti kuliah di tengah-tengah proses penyusunan skripsi.

Perdebatan tak terelakkan, tetapi Richard berhasil menjelaskan alasan mengapa dia memutuskan untuk berhenti menjalani studi Jurusan Desain Grafis di Universitas Bunda Mulia.

Titik membahagiakan ditemui Richard pada 2013 ketika dia bersama timnya berhasil menjuarai CS:GO Asian Cyber Games di Beijing, China.

Kemenangan tersebut merupakan hasil merombak tim NXL dengan meninggalkan "metode kekeluargaan" dan memilih untuk lebih profesional dari segi manajemen tim, termasuk para pemain dan pelatih.

Dari strategi baru yang diusung itu, NXL mendapatkan dukungan dari beberapa perusahaan teknologi kelas atas, yang akhirnya menelurkan sejumlah prestasi, di antaranya juara CS:GO GamesArena GameGod di Banglore, India, pada 2014, dan juara BenQ CS:GO League di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 2014.

Prestasi tersebut membuat NXL menjadi tim esport tersukses saat itu, dan menjadi yang paling senior di Indonesia saat ini.

"Akhirnya semuanya berbuah manis, dari satu ruangan petak kecil kami bisa ke garasi yang lebih besar, dari garasi bisa ke apartemen, dari apartemen kita bisa pindah ke mal," ujar Richard, founder dan CEO NXL.


Menginisiasi asosiasi

Keinginan untuk menjadikan esport lebih dikenal masyarakat dan menjadi olahraga yang diakui pemerintah membuat Richard bersama tokoh komunitas dan pegiat esport menginisiasi sebuah asosiasi.

Bersama Eddy Lim, Prana Adisapoetra, dan Erwin Ignatius, Richard membentuk sebuah organisasi bernama Asosiasi Olahraga Elektronik Indonesia atau Indonesia Esports Association dengan nama singkatan IESPA, yang menginduk pada Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) -- saat ini menjadi Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI).

Esport kemudian menjadi olahraga prestasi di bawah naungan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) setelah Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI) resmi terbentuk pada 2020.

Dua tahun sebelumnya, tepatnya pada Asian Games Jakarta-Palembang 2018, esport dipertandingkan menjadi olahraga ekshibisi dalam ajang multievent tingkat Asia tersebut.

Perhelatan itu dibicarakan oleh komunitas esport di seluruh dunia. Hebatnya lagi, Indonesia sebagai tuan rumah juga meraih satu emas dan satu perak dalam ekshibisi esport Asian Games 2018.

Selang setahun, esport tidak lagi menjadi ekshibisi tetapi olahraga yang diperhitungkan perolehan medalinya pada SEA Games Filipina 2019.

Richard, yang menjadi manajer timnas esport SEA Games Filipina 2019, berhasil mengantarkan tim Merah Putih untuk membawa pulang dua perak pada pesta olahraga antara negara-negara Asia Tenggara itu.

Turut bergabung dalam PBESI dengan menyandang jabatan Wakil Kepala Bidang Atlet dan Wasit, Richard melihat dukungan pemerintah kepada cabang olahraga esport, salah satunya dengan memasukkan esport ke dalam ajang multievent tingkat nasional Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua pada 2021 sebagai olahraga ekshibisi.

Ia melihat esport Indonesia tidak akan bergerak mundur. Apalagi ketika tim Indonesia berhasil bawa pulang medali, lebih lagi. Pemerintah lewat Kemenpora pun memberikan dukungan lebih untuk meng-unlock potensi atlet Indonesia.

Hal itu terbukti dengan keberhasilan timnas esport Indonesia pada ajang internasional. Richard, yang menjadi Kepala Pelatih Timnas esport SEA Games Vietnam 2022, membawa tim Merah Putih meraih dua emas, tiga perak, dan satu perunggu.

Bahkan, timnas esport Indonesia berhasil menyabet predikat juara umum dalam ajang International Esports Federation (IESF) 14th World Championships (WEC) Bali 2022 dengan tiga emas dan satu perunggu.

Predikat juara umum juga disabet timnas esport Indonesia pada SEA Games Kamboja 2023 setelah sukses meraih tiga emas dan dua perak.


Komitmen untuk negeri