Telaah - Menjaga stok dan stabilitas harga beras

id harga beras,pangan,sembako,el nino,krisis pangan,telah pangan,artikel pangan Oleh Nanang Sunarto*)

Telaah - Menjaga stok dan stabilitas harga beras

Warga antre untuk membeli beras medium saat operasi pasar murah di Monumen Perjuangan, Bandung, Jawa Barat, Selasa (19/9/2023). Pemerintah Kota Bandung didukung oleh Bank Indonesia Perwakilan Jawa Barat dan Bulog menggelar operasi pasar murah untuk beras medium yang dijual dengan harga khusus guna menstabilkan harga beras yang mengalami kenaikan harga sejak beberapa waktu lalu. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/rwa.

...Kalau belum makan nasi berarti belum makan, “ demikian pameo mayoritas penduduk Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Kebijakan untuk mencukupi cadangan (stok)  beras termasuk melalui impor dan intervensi pasar guna menstabilkan harga beras kerap diambil untuk mengatasi gejolak perberasan nasional.

Presiden Jokowi saat meninjau Gudang Bulog di Karawang, Jawa Barat (14/9), menginstruksikan kepada Perum Bulog untuk menggelar operasi pasar (OP), baik di tingkat ritel maupun pedagang besar (grosir) agar harga beras di tingkat konsumen turun.

 Badan Pertanian dan Pangan Dunia (FAO) mencatat, indeks harga beras global menyentuh 142,4 poin pada Agustus 2023 atau mencapai rekor tertinggi dalam kurun 15 tahun terakhir.

Kelangkaan beras berpotensi terjadi mengingat produsen utama seperti India melarang ekspor beras pada Juli lalu demi memenuhi kebutuhan domestiknya. Sementara beberapa negara lain juga memberikan sinyal akan melakukan langkah serupa.

Di dalam negeri, harga beras mulai merambat naik sejak Juli 2022 akibat anjloknya produksi nasional di tengah kemarau panjang fenomena El Nino yang diprakirakan bakal berlangsung sampai awal 2024 dan juga naiknya harga pupuk akibat Perang Rusia-Ukraina.

Menurut catatan Kementerian Pertanian, kekeringan lahan padi sawah tingkat sedang juga dialami tujuh provinsi (Aceh, Sumut, Riau, Kepulauan Riau, NTT, NTB, dan Papua), sementara 20 provinsi lainnya mengalami kekeringan level rendah.

Akibatnya, harga beras yang relatif stabil pada kisaran Rp11.300 sampai Rp11.400 per kg (medium) antara Januari – Juni 2022 menyentuh Rp12.400 pada akhir Desember 2022.

Sementara Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat, harga beras premium yang pada Januari Rp13.140 per kg naik ke Rp14.230 pada medio September 2023, sedangkan jenis medium naik dari Rp11.550 ke Rp12.580 per kg.

Di tingkat ritel, kenaikan harga beras rata-rata antara Rp1.000 sampai Rp2.000 per kg, dari Rp10.000 ke Rp12.000 per kg untuk beras medium dan dari Rp13.500 ke Rp 15.500-an beras kualitas premium.

Bulog sendiri juga menaikkan harga beras operasi pasar (OP) atau program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) per 1 September 2023 menjadi Rp54.500 per lima kg (dari Rp47.000), sementara Harga Eceran Tertinggi (HET) di pasar-pasar tradisional juga naik menjadi Rp10.900 dari Rp9.450 per kg.

Kenaikan harga beras, menurut laporan BPS, menyumbang 0,41 persen dari 0,92 persen kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang berkontribusi terhadap 3,7 persen tingkat inflasi tahunan pada Agustus 2023.

Cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang-gudang Bulog yang saat ini berjumlah 1,6 juta ton dinaikkan menjadi minimal dua juta ton dengan mengimpor 400.000 ton beras dari Vietnam, Thailand plus 250.000 ton lagi dari Kamboja .

Sekretaris Perum Bulog, Awaludin Iqbal, yakin target 1,2 juta ton CBP akhir 2023 bakal terpenuhi melalui impor dan penyerapan gabah petani lokal walau Bulog harus mendistribusikan 630.000 ton paket bansos beras bagi 23,5 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Bansos masing-masing 10 kg beras per bulan bagi 23,5 juta KPM untuk tiga bulan (September, Oktober, dan November 2023) merupakan paket kedua selama 2023 setelah jumlah yang sama diberikan pada 23,5 juta KPM pada Maret, April, dan Mei 2023.

Sedangkan kenaikan harga beras, menurut prediksi Kepala Biotech Center IPB, Dwi Andreas, akan terus berlangsung sampai Februari atau Maret 2024 walau tidak setajam sebelumnya berkat OP dan paket bansos yang diberikan kepada 23,5 juta KPM.

Di sisi lain, Dwi yang juga Ketua Umum Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) menilai, harga beras saat ini dinikmati petani yang sebelumnya terus merugi selama tiga tahun terakhir.

Indeks rata-rata Nilai Tukar Petani (NTP) 2021 – 2022 yang diterbitkan BPS 98,5 alias petani rugi karena biaya produksi di atas harga jual.

Petani baru meraih laba jika NTP di atas 100 yang dicapai pada Agustus, 2023 dengan NTP 111,85. Kerugian petani sejak 2022 sampai pertengahan 2023 untuk sekali tanam dari luas sawah 2.000 m2, berdasarkan hasil kajian AB2TI di 50 kabupaten sentra padi, berkisar antara Rp250.000 hingga Rp1 juta.


Ketergantungan pada beras