Kupang (ANTARA) - Organisasi berbasis gizi Nutrition International bersama dengan Save The Children menerapkan program Better Investment for stunting (BISA) di dua kabupaten di Nusa Tenggara Timur untuk berkolaborasi dengan pemerintah mencegah meningkatnya angka stunting di daerah itu.
Regional Communication Manager Nutrition International Jigyasa Nawani saat melaporkan progres program tersebut di Kupang, Kamis, dalam acara jumpa dengan media di Kupang usai pertemuan dengan pemerintah dan pihak terkait, menyebutkan dua kabupaten itu adalah Kupang dan juga Timor Tengah Utara (TTU).
"Program ini mencakup intervensi yang terbukti memberikan dampak besar selama 1.000 hari pertama kehidupan, dari masa kehamilan hingga anak mencapai usia dua tahun, serta masa remaja (10-19 tahun)," katanya.
Program ini juga telah berjalan sejak tahun 2019 sampai dengan 2024 dengan hasil yang positif untuk mendukung program mengatasi masalah stunting di NTT.
Dia menjelaskan bahwa program BISA itu berfokus pada intervensi gizi spesifik serta sensitif. Intervensi itu ujar dia bagian dari program pengurangan stunting di Indonesia termasuk di NTT.
Sebab itu intervensi utama BISA di tingkat keluarga dan komunitas, BISA berfokus pada kampanye yang bertujuan untuk mengubah perilaku dan norma terkait pemberian ASI, air sanitasi dan kebersihan.
Selain itu juga program memberikan makanan pendamping dan memberikan edukasi gizi kepada remaja putri yang bersekolah.
Sementara di tingkat sistem, BISA meningkatkan kapasitas para petugas kesehatan, staf pengawas, dan pemangku kepentingan terkait di tingkat kabupaten dan provinsi untuk memberikan layanan gizi berkualitas yang berkesinambungan dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka.
Kemudian di tingkat pemerintah, BISA mendukung implementasi kebijakan nasional di tingkat pemerintah yang lebih rendah dengan mengembangkan kemampuan pemimpin lokal dan merencanakan, menganggarkan, dan memperkuat koordinasi para pemangku kepentingan.
Senior Program Officer Nutrition International Handayani Wasti Sagala mengatakan bahwa dukungan BISA di NTT sejauh ini yang dilakukan adalah dengan melaksanakan kegiatan perubahan prilaku dan sosial, yang bertujuan meningkatkan praktik gizi dan ASI, air sanitasi dan kebersihan bagi remaja dan ibu hamil dan menyusui.
"Disamping itu juga meningkatkan sumber daya tenaga kesehatan, kemudian manajemen rantai pasokan suplemen gizi dan produk kesehatan, memperkuat sistem informasi kesehatan dan meningkatkan tata kelola pemerintah," ujar dia.
Acting Director of Health and Nutrition Indonesia Save The Children, Aduma Lestari Situmorang mengatakan kehadiran Save the Children untuk memastikan tiga hal yang menjadi misi yakni anak bisa tumbuh, anak bisa hidup, tumbuh dan berkembang, mendapat perlindungan dan berpartisipasi, dan dalam pelaksanaannya bekerjasama dengan berbagai donor termasuk program BISA Nutrition International.
Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan Manusia, Bapperida Provinsi NTT Esron M. Elim mengatakan bahwa NTT diberikan target berdasarkan Survei Kesehatan Nasional (SKI) pada tahun 2025 angka prevelensi harus turun menjadi 33,1 persen anak penderita stunting dari data saat ini ada 37,8 persen.
Baca juga: Babinsa NTT terima penghargaan bantu tangani stunting
"Oleh karena itu kita butuh banyak mitra untuk membantu dengan berbagai caranya agar target yang diberikan ini bisa tercapai," ujar dia.
Baca juga: BRIN teliti manfaat daun kelor untuk atasi anemia
Baca juga: BKKBN harapkan angka stunting di NTT turun hingga 10 persen pada 2024
Dia mengapresiasi organisasi Nutrition Internasional dan Save The Children yang sudah ada sejak tahun 2019 membantu menurunkan angka stunting dengan program BISA.
Nutrition International- Save The Children terapkan program BISA di NTT
...Program ini mencakup intervensi yang terbukti memberikan dampak besar selama 1.000 hari pertama kehidupan, dari masa kehamilan hingga anak mencapai usia dua tahun, serta masa remaja (10-19 tahun)