Kebijakan bagasi berbayar ganggu kunjungan wisatawan

id Lion Air

Kebijakan bagasi berbayar ganggu kunjungan wisatawan

Sejumlah penumpang yang menggunakan jasa Maskapai Lion Air mengantre di lokasi Check In di Bandara El Tari Kupang, Selasa (8/1). (ANTARA Foto/Kornelis Kaha).

Pemerintah NTT menilai kebijakan bagasi berbayar disertai dengan kenaikan harga tiket pesawat dapat menggangu kunjungan wisatawan ke sejumlah kawasan wisata di provinsi berbasis kepulauan ini.
Kupang (ANTARA News NTT) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur menilai kebijakan bagasi berbayar disertai dengan kenaikan harga tiket pesawat dapat menggangu kunjungan wisatawan ke sejumlah kawasan wisata di provinsi berbasis kepulauan ini.

"Kami usulkan agar maskapai penerbangan menurunkan harga bagasi karena kebijakan itu tentu saja menggangu aktivitas kunjungan wisatawan ke NTT," kata Kepala Dinas Pariwisata NTT Marius A Jelamu kepada wartawan di Kupang, Senin (11/2).

Hal itu dikatakannya menanggapi dampak dari kebijakan bagasi berbayar serta kenaikan harga tiket pada maskapai penerbangan Lion Air dan Wings Air itu.

Menurut dia, kebijakan itu tentu saja menambah beban masyarakat, yang hendak bepergiaan, khususnya bagi wisatawan yang berkunjung ke suatu wilayah wisata di NTT.

Menurutnya kedua maskapai itu itu harus mempertimbangkan dampak yang akan ditimbulkan baik dari sisi pariwisata serta sisi ekonominya.

"Seharusnya jika ada kebijakan bagasi berbayar maka harga tiket juga harus diturunkan sehingga tak membebani masyarakat," tambahnya.

Baca juga: Pengguna jasa Lion Air keberatan dengan kebijakan bagasi berbayar

Saat ini dampaknya sudah mulai terlihat yakni kunjungan wisatawan ke NTT seperti Labuan Bajo, Alor, Rote Ndao, dan Sumba, namun ia mengaku lupa data penurunan tersebut.

Sementara itu pelaku pariwisata sekaligus manajer kapal wisata Nusa Flores Wisata di Labuan Bajo, Manggarai Barat Robert Waka mengaku dampak pemberlakuan bagasi berbayar dengan kenaikan harga tiket membuat tingkat kunjungan wisata mulai menurun.

"Selain itu, daya beli wisatawan terhadap souvenir atau oleh-oleh khas lokal juga menurun. Tentu saja efeknya akan terasa bagi masyarakat atau komunitas lokal yang menjual oleh-oleh khas daerah NTT," tuturnya.

Penurunan itu selain karena dampak rencana kenaikan tiket masuk kawasan wisata di TNK, serta juga bagasi berbayar yang sudah diterapkan.

Ia juga berbagai agar kebijakan tersebut harus dikaji kembali karena sangat merugikan sektor pariwisata di Nusa Tenggara Timur.

Baca juga: DPR segera panggil manajemen Lion Air