"Tukik ini jenis Penyu Lekang (Lepidochelys Olivacea)," kata Ketua Ikatan Pemuda Peduli Konservasi selaku anggota Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Bangko Bersatu, Fadil Mubarak ketika dihubungi di Labuan Bajo, Kamis, (18/7/2024).
Ia menjelaskan tukik-tukik itu merupakan hasil penetasan telur penyu yang ditemukan di pantai Desa Nanga Bere.
"Hadir juga dalam kegiatan ini pemerintah desa, tokoh masyarakat, adat, masyarakat, anak-anak sekolah, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) NTT dan Komodo Survival Program (KSP)," katanya.
Sepanjang tahun 2024, lanjut dia, pegiat konservasi penyu sudah melepas 582 tukik ke laut. "Masih tersisa belasan sarang yang belum menetas atau dalam masa inkubasi," ujarnya.
Ia menambahkan total tukik yang telah dilepas pegiat konservasi penyu ke laut sebanyak 3.900 ekor tukik dengan jenis Penyu Lekang, Penyu Sisik dan Penyu Hijau.
Fadil juga mengimbau masyarakat agar secara kolektif melestarikan penyu dengan tidak mengambil telur penyu untuk kepentingan konsumsi.
"Masih adanya masyarakat yang belum sepenuhnya mendukung kegiatan kami, sebut saja masih mengambil telur penyu yang mendarat untuk dikonsumsi," ucapnya.
Ia juga berharap dukungan berbagai pihak untuk meningkatkan kemampuan para pegiat konservasi.
"Kami pegiat konservasi melakukan kegiatan secara otodidak, kemudian fasilitas penunjang kegiatan seperti saat ini kami punya mesin sedot air sedang rusak untuk mengisi air di bak pembesaran tukik," katanya.
Baca juga: Pokmaswas Jalur Gaza Desa Sulengwaseng Solor lepasliarkan 256 ekor tukikBaca juga: Pokmaswas Desa Sulengwaseng di Solor selamatkan 546 telur penyu
Baca juga: Artiikel - Melindungi penyu dari selatan Pulau Solor
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pegiat konservasi di Manggarai Barat lepas 335 tukik ke laut