Kader Hijau Muhammadiyah gelar Festival Ibu Menggugat di Kota Kupang

id Festival menggugat

Kader Hijau Muhammadiyah gelar Festival Ibu Menggugat di Kota Kupang

Festival Ibu Menggugat di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan tema utama kegiatan bertajuk “Ta’awun untuk Keadilan Ekologi (ANTARA/HO-Yose Bataona)

Ta’awun atau gotong royong menjadi tema festival ini yang bertujuan untuk membangun gerakan kolektif dalam upaya menyelamatkan alam...
Kupang (ANTARA) - Kader Hijau Muhammadiyah menggelar Festival Ibu Menggugat di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan tema utama kegiatan bertajuk “Ta’awun untuk Keadilan Ekologi”. 

“Ta’awun atau gotong royong menjadi tema festival ini yang bertujuan untuk membangun gerakan kolektif dalam upaya menyelamatkan alam,” perwakilan Kader Hijau Muhammadiyah, Fahmi Ahmad Fauzan, saat ditemui dalam gelaran festival pada, Senin (03/12). 

Ia menerangkan festival ini merupakan rangkain road show yang digelar di tiga kota. Pertama di Trenggalek (Jawa Timur), kedua di Kupang (NTT), dan ketiga di Sangatta (Kalimantan Timur).
 
Festival Ibu Menggugat, kata Fahmi, ingin menggalang solidaritas antar jaringan gerakan lingkungan baik di tingkat regional hingga nasional. Karena itu, festival ini hadir untuk memberikan ruang bagi diskusi dan advokasi seputar isu-isu ekologi yang mengancam kehidupan masyarakat.

“Topik utama yang diangkat adalah melihat berbagai kebijakan energi di Nusa Tenggara Timur, yang merupakan provinsi kepulauan dengan pulau-pulau kecil,” tambah Fahmi. 

Dalam kegiatan ini Kader Hijau Muhammadiyah menggandeng Solidaritas Perempuan Flobamoratas selaku kolaborator lokal. Selain itu, melibatkan organisasi lingkungan seperti WALHI NTT dan JATAM, juga perempuan pejuang lingkungan, Aleta Baun, sebagai pembicara dalam sesi diskusi.

Rangkaian kegiatan festival diisi dengan sesi diskusi, panggung seni, lapak buku, pameran, dan deklarasi bersama sebagai tanda komitmen untuk perjuangan sosial ekologis di NTT. 

Adapun para peserta festival hadir dari kalangan akademisi, mahasiswa/i, organisasi, maupun komunitas lokal kaum muda yang bergerak di isu lingkungan hidup. Perwakilan koalisi Kelompok Orang Muda untuk Perubahan Iklim (KOPI) Timor, Phylia, mengaku senang karena bisa mengikuti kegiatan festival ini. 

Baca juga: BPOLBF: Festival di Keuskupan Ruteng jadi event tingkatkan wisatawan

“Harapannya kita anak muda yang sudah ikut festival ini, terus menyebarkan isu ekologi kepada teman-teman yang mungkin sama sekali tidak mengetahuinya,” ucap Phylia.      

Baca juga: Kupang Exotic Run-Jazz Festival mampu tingkatkan ekonomi NTT