Kupang, NTT (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui Dinas Peternakan setempat mengapresiasi upaya kolaborasi lintas komunitas lokal dalam penyebaran informasi edukatif demi meningkatkan kesadaran masyarakat terkait penyakit rabies.
“Kita perlu memperluas jejaring dan kolaborasi dalam komunikasi, informasi, dan edukasi kepada seluruh lapisan masyarakat terkait isu rabies. Untuk itu, partisipasi komunitas lokal sangat berperan karena memiliki basis massa yang cukup banyak,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesmavet Dinas Peternakan Provinsi NTT drh. Melky Angsar di Kupang, Kamis.
Hal ini ia sampaikan saat menjadi narasumber dalam kegiatan fokus grup diskusi yang digelar oleh Yayasan JAAN Domestic dalam kerja sama dengan Pemprov NTT demi mengatasi permasalahan rabies.
Pada kesempatan itu, drh. Melky mengatakan sejak 2023 hingga April 2025 kasus kematian orang akibat rabies mencapai 88 korban jiwa, khusus wilayah Timor berjumlah 50 korban jiwa.
Ia mengatakan bahwa selama ini Pemprov NTT telah melakukan kampanye rabies, dan dua tahun terakhir giat di wilayah Pulau Timor, tetapi kasus kematian masih tetap tinggi.
“Kami mengevaluasi bahwa selain kegiatan vaksinasi pada anjing belum mencapai 70 persen, tetapi juga kesadaran publik pada masyarakat belum berjalan baik sehingga masih ada korban,” katanya.
Minimnya kesadaran tersebut, kata dia, ditunjukkan pada warga yang memiliki anjing belum memberi vaksin pada peliharaannya dan juga korban yang tergigit anjing tidak segera pergi ke fasilitas kesehatan.
Oleh karena itu, ia mengapresiasi upaya JAAN Domestic yang telah menghimpun berbagai komunitas lokal, seniman, dan influencer guna menyiapkan aksi nyata bersama dalam penanganan rabies lewat upaya edukasi kreatif.

Ia menilai keterlibatan setiap komunitas semakin efektif dengan luasnya akses media sosial sehingga dapat menjangkau lebih banyak orang dalam penyebaran edukasi isu rabies.
Lebih lanjut, ia juga menekankan pentingnya penanganan isu rabies di wilayah NTT dengan berbasis pada prinsip kesejahteraan hewan.
Pada akhir kegiatan tersebut dilakukan peluncuran Community Network Project Rabies & Animal Welfare Provinsi Nusa Tenggara Timur (RAW NTT) 2025.
Sebelumnya, pada 17 Maret 2025 JAAN Domestic dan Pemprov NTT telah meluncurkan pilot project penanganan rabies di tiga wilayah yaitu Kota Kupang, Kabupaten Belu, dan Kabupaten Manggarai Barat.