BPBD Kota Kupang optimalkan sosialisasi antisipasi puting beliung

id ade manafe

BPBD Kota Kupang  optimalkan sosialisasi antisipasi puting beliung

Kepala BPBD Kota Kupang Ade Manafe (ANTARA Foto/Benny Jahang)

Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD), Kota Kupang, NTT akan gencar melakukan sosialisasi terhadap masyarakat tentang antisipasi bencana alam angin puting beliung yang rutin melanda daerah ini setiap tahun.
Kupang (ANTARA) - Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD), Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur akan gencar melakukan sosialisasi terhadap masyarakat tentang antisipasi bencana alam angin puting beliung yang rutin melanda daerah ini setiap tahun.

"Kota Kupang merupakan salah satu daerah di Provinsi NTT yang rawan bencana alam. Setiap tahun daerah ini diterjang angin puting beliung dengan dampak kerusakan yang cukup besar," kata Kepala Pelaksana Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD), Kota Kupang, Ade Manafe kepada Antara di Kupang, Kamis.

Ade menjelaskan hal itu terkait upaya pemerintah Kota Kupang dalam mengedukasi masyarakat guna mengantisipasi bencana alam angin puting beliung.

Menurut Ade, bencana alam angin puting beliung secara rutin menerjang Kota Kupang dan berdampak pada kerusakan rumah penduduk dalam jumlah yang besar.

BPBD Kota Kupang mencatat beberapa wilayah rawan bencana alam puting beliung di ibu kota provinsi NTT ini yaitu Sikumana, Belo, Penfui, Oepura, Maulafa, Liliba, Pasir Panjang dan Alak.

"Rumah penduduk yang rusak akibat terjangan puting beliung mencapai ratusan unit rumah dan sebagian tertimpa pohon tumbang akibat dihajar puting beliung,"tegasnya.

BPBD Kota Kupang tambah Ade akan mengintensifkan kegiatan sosialisasi terhadap masyarakat di daerah rawan bencana angin puting beliung agar secara dini mengetahui ciri-ciri terjadinya bencana puting beliung yang sering terjadi pada siang hari.

Menurut dia ciri-ciri akan terjadi puting beliung adalah cuaca terasa panas yang tidak biasa diikuti dengan pertumbuhan awan putih yang membentuk gerombolan berlapis-lapis dan cepat berubah warna menjadi hitam pekat seperti awan cumolonimbus.

"Pada saat terjadi perubahan kondisi awan seperti ini maka masyarakat perlu mulai waspada dan mencari tempat berlindung yang aman," tegas Ade. 

Baca juga: Bencana Hidrometeorologi masih berpotensi mengancam NTT
Baca juga: 120 rumah rusak berat akibat puting beliung di Kupang