Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur (NTT) mengimbau warga di daerah itu agar secara rutin dan teratur melakukan tes voluntary councelling and testing (VCT) secara sukarela guna mendeteksi secara dini HIV.
"Terutama bagi mereka yang memiliki riwayat perilaku berisiko, deteksi dini ini memungkinkan pengobatan segera dan membantu mencegah penularan lebih lanjut," kata Kepala Dinas Kesehatan Manggarai Barat Adrianus Ojo dihubungi di Labuan Bajo, Jumat, (1/8) kemarin.
Ia menambahkan ibu hamil juga sangat dianjurkan untuk melakukan tes HIV. Jika positif, pengobatan ARV dapat mencegah penularan dari ibu ke bayi secara drastis.
Menurut dia total kasus Baru HIV dan AIDS di Manggarai Barat yang temukan sejak tahun 2023 hingga Juli tahun 2025 sebanyak 147 kasus.
Dia merinci kasus HIV dan AIDS pada tahun 2023 sebanyak 43 kasus, tahun 2024 meningkat mencapai 72 kasus atau 167 persen dari tahun sebelumnya.
Sedangkan untuk tahun 2025 sampai bulan juli jumlah kasus baru ditemukan sebanyak 32 kasus atau 44 persen dari total kasus HIV ditemukan pada tahun 2024.
"Ada kemungkinan meningkat atau bahkan sama dengan data tahun sebelumnya, mengingat data yang ditemukan sebanyak 32 orang tahun 2025 diatas baru sampai bulan Juli," ujarnya.
Baca juga: Mencegah replikasi virus dengan cara minum ARV tepat waktu bagi ODHA
Baca juga: Dinkes Mabar catat 32 kasus baru HIV/AIDS di 2023
Pengendalian penularan HIV dan AIDS di Manggarai Barat dilakukan berdasarkan kebijakan pemerintah pusat dengan melakukan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Ia juga menjelaskan penentuan dan penetapan jumlah sasaran Populasi Beresiko dan Populasi Kunci Jenis layanan tes dilakukan dengan tes VCT dan tes HIV atas inisiatif pemberi pelayanan kesehatan atau Provider-Initiated Testing and Counseling (PITC).
"Seluruh Puskesmas wajib melakukan tes atau skrining HIV dan AIDS pada orang yang datang sendiri di fasilitas kesehatan maupun petugas melakukan kunjungan langsung di masyarakat," ujarnya.
Lebih lanjut, apabila ditemukan hasil tes raektif atau positif HIV maka pasien tersebut akan dirujuk ke RSUD Komodo sebagai Unit Perawatan dan Pengobatan untuk pelayanan kesehatan lanjutan dan mendapatkan obat Antiretroviral (ARV) atau kelompok obat yang digunakan untuk mengobati infeksi HIV.
Ia menyebut selain RSUD Komodo, terdapat Unit Pengobatan dan Perawatan lainnya di Manggarai Barat seperti Puskesmas Labuan Bajo, Puskesmas Pacar, Puskesmas Golo Welu dan Puskesmas Wae Nakeng.
Tujuan dipersiapkannya Unit Perawatan dan Pengobatan di puskesmas guna mendekatkan pelayanan bagi penderita HIV terutama yang sudah Positif HIV.
"Yang aktif sampai dengan saat ini masih RSUD Komodo, adapun Unit Pengobatan dan Pendampingan lainnya sedang dipersiapkan terutama kesiapan sumber daya manusia kesehatannya, karena tim yang bekerja minimal enam orang dalam satu unit puskesmas," katanya.

