Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur (Matim) bersama Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Kementerian Kehutanan menyelenggarakan Deklarasi dan Penyusunan Rencana Aksi Forum Koordinasi Parapihak (Multistakeholder Cordination Platform/MCP) guna konservasi satwa Rugu di daerah itu.
"Tidak ada konservasi tanpa masyarakat, Rugu dan spesies penting lainnya hanya dapat bertahan jika masyarakat yang hidup berdampingan dengan mereka juga sejahtera," kata Bupati Manggarai Timur Agas Andreas dalam keterangan yang diterima di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat.
Satwa Rugu di Manggarai Timur adalah sebutan masyarakat setempat untuk Komodo (Varanus Komodoensis) yang hidup di wilayah tersebut.
Ia menambahkan struktur kepengurusan dan tugas-tugas Forum Koordinasi parapihak telah ditetapkan melalui Keputusan Bupati Manggarai TImur Nomor HK/89 Tahun 2025 tentang Pembentukan Forum Konservasi Rugu (Komodo) dan Spesies Penting Lainnya di dalam dan di luar Kawasan Hutan di Kabupaten Manggarai Timur.
Penyusunan Rencana Aksi Forum Kordinasi Parapihak dilaksanakan selama dua hari pada 2-3 Oktober 2025 di Aula Lawelujang Kantor Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah Manggarai Timur.
Agas Andreas juga menjelaskan forum konservasi tersebut dinilai bukan hanya kebutuhan, tetapi sebuah keniscayaan dan wadah yang dibutuhkan untuk menyatukan semua kekuatan, agar upaya perlindungan satwa Rugu dan spesies penting lainnya dalam wilayah Manggarai Timur berjalan sistematis, terkoordinasi dan berkelanjutan.
Ia juga berharap forum tersebut juga dapat memastikan pemberdayaan masyarakat lokal melalui alternatif ekonomi hijau dan pariwisata berkelanjutan.
"Keterlibatan partisipasi aktif perempuan dan kaum muda dalam upaya konservasi juga menjadi salah satu faktor utama untuk menunjang pelaksanaan program pemerintah daerah dan penting juga untuk selalu melihat kearifan lokal dalam tata kelola hutan, tanah dan satwa," katanya.
Ia juga menilai kegiatan tersebut bukan sekadar kegiatan berskala lokal, namun merupakan kerja kolektif berbagai pihak di Manggarai Timur melalui upaya konservasi guna menjaga bumi.
“Untuk konservasi Pemkab Manggarai Timur berkomitmen untuk menyediakan dukungan regulasi dan kebijakan yang kondusif, memastikan integrasi program dalam perencanaan pembangunan daerah, mendorong investasi hijau dan berkelanjutan serta menjadi jembatan antara masyarakat, swasta dan mitra internasional," katanya.

