Kupang, NTT (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang Nusa Tenggara Timur mendukung upaya PT Pertamina Patra Niaga AFT El Tari Kupang dalam pengelolaan sampah berkelanjutan melalui program CSR Kampung Bersih, Sehat, Asri El Tari (Berseri).
“Program CSR ini bukan hanya bentuk tanggung jawab sosial perusahaan, tetapi juga cerminan semangat Kota Kasih, bahwa kemajuan tidak hanya diukur dari pembangunan fisik, melainkan dari kualitas lingkungan dan kesejahteraan masyarakatnya,” kata Wakil Wali Kota Kupang Serena Francis di Kupang, Selasa.
Ia mengatakan dukungan kepada Pertamina melalui pemberian hoist crane dan pelatihan K3 bagi para pekerja kebersihan di Bank Sampah Mutiara Timor menjadi bukti kolaborasi konkret untuk memperkuat keberlanjutan aktivitas bank sampah.
Peralatan tersebut diharapkan meningkatkan efisiensi dan keselamatan kerja, sementara pelatihan K3 membangun budaya kerja yang lebih aman dan profesional bagi para pekerja kebersihan.
Serena menambahkan, Pemkot Kupang tengah menjalankan peta jalan pengelolaan sampah terpadu dari hulu ke hilir, mencakup edukasi dan pemilahan di rumah tangga, penguatan bank sampah, hingga proses daur ulang.
“Targetnya, pengurangan sampah hingga 50 persen dan pengelolaan tuntas 85 persen sebelum ke TPA, melalui kolaborasi pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat,” kata dia.
Ia juga mengapresiasi Bank Sampah Mutiara Timor yang sejak berdiri pada 2020 menjadi pionir gerakan pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Kota Kupang.
“Dari keprihatinan terhadap menumpuknya sampah rumah tangga, Mutiara Timor tumbuh menjadi gerakan yang mengubah sampah menjadi berkah. Ini inspirasi besar bagi banyak daerah di Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, Aviation Fuel Terminal Manager PT Pertamina Patra Niaga AFT El Tari Ahmad Hidayah mengatakan dukungan tersebut merupakan bagian dari komitmen Pertamina dalam pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan melalui program CSR Kampung Berseri.
“Pertamina ingin menjadi mitra aktif pemerintah daerah dan komunitas dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Kami percaya bahwa Bank Sampah Mutiara Timor telah menjadi contoh nyata ekonomi sirkular yang berjalan efektif di tingkat masyarakat,” ujarnya.
Kepala Bidang Wilayah III Pusat Pengendalian Pembangunan Ekologi Regional Bali Nusra KLHK Ade Suharso mengapresiasi kemajuan Bank Sampah Mutiara Timor yang kini mampu mengelola lebih dari 40 ton sampah terpilah per bulan, meningkat signifikan dari 25 ton per bulan pada tahun sebelumnya.
“Ini capaian luar biasa dan patut dijadikan contoh nasional. KLHK terus mendorong terbentuknya jejaring bank sampah di NTT, termasuk di wilayah perbatasan dan lembaga keagamaan,” katanya.
Ade menekankan pentingnya mengubah cara pandang terhadap sampah.
“Dalam konsep ekonomi sirkular, sampah bukan musuh, melainkan sumber daya bernilai yang bisa mendukung kesejahteraan,” ujarnya.
Sebagai bentuk dukungan, KLHK juga menyerahkan bantuan satu unit mobil pick-up untuk memperkuat operasional Bank Sampah Mutiara Timor.

