Kupang (ANTARA) - PT PLN Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) melalui unit pelaksana proyek (UPP) Nusa 3 menyatakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Timor -1 telah berteknologi Circulating Fluidized Bed (CFB) Boiler atau sistem pembangkit uap modern menggunakan teknologi fluidisasi secara efisien dan ramah lingkungan.
“PLTU ini telah berteknologi CFB sehingga penggunaan bahan bakarnya tidak semuanya menggunakan batu bara, tetapi digabungkan dengan bahan bakar yang ramah lingkungan,” kata Asisten Manager PLTU Timor 1 (2 x 50 MW) UPP Nusra 3 Asmar di Kupang, Kamis.
Menurut dia, potensi besar bahan baku untuk mendukung pembakaran di PLTU itu bisa menggunakan bongkol jagung dan pohon gamal.
Sebab, kata dia, dengan kelebihan dari PLTU yang menggunakan teknologi CFB itu penggunaan bahan bakar tidak murni 100 persen menggunakan batu bara yang tidak ramah lingkungan.
“Karena teknologinya bisa untuk renewable energy (energi terbarukan), sehingga PLTU ini dipilih, dan yang utama adalah untuk keandalan listrik di pulau Timor,” ujar dia.
Lebih lanjut, kata dia, selama ini pihaknya masih menggunakan batu bara sebagai bahan bakar untuk mengalirkan listrik ke seluruh Pulau Timor.
Dalam satu jam sebanyak 35 ton batu bara digunakan oleh PLTU tersebut untuk mengalirkan listrik. Dalam dua jam saja, pihaknya membutuhkan sekitar 70 ton batu bara.
“Dalam setahun kebutuhan akan batu bara di PLTU Timor -1 bisa mencapai 890 ribu ton,” ujar Asmar.
Namun, ujar dia, walaupun penggunaan batu bara masih tinggi, pihaknya memastikan sampai saat ini pasokan batu bara untuk PLTU Timor -1 masih terus dilakukan.

